Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palestina Sangkal Abbas Pernah Jadi Agen KGB Soviet

Kompas.com - 08/09/2016, 17:40 WIB

RAMALLAH, KOMPAS.com - Nabil Abu Rudeineh, juru bicara dari Presiden Palestina Mahmud Abbas, Kamis (8/9/2016), menyangkal klaim yang menyebutkan Abbas pernah menjadi mata-mata Uni Soviet.

Menurut Rudeineh, tuduhan tersebut tidak berdasar dan bermaksud untuk menggagalkan agenda damai Palestina dan Israel yang sedang diprakarsai Rusia.

Para peneliti mengatakan, Abbas pernah bekerja sebagai agen mata-mata KGB Uni Soviet di Damaskus, Suriah pada era 1980-an.

Laporan tentang Abbas pernah menjadi agen Rusia di Suriah itu dirilis televisi Israel, Channel 1, pada Rabu (7/9/2016) malam, dengan mengutip dua peneliti atas dokumen bernama Mitrokhin.

Dokumen Mitrokhin tersebut tersimpan di Pusat Arsip Churchill Universitas Cambridge, Inggris.

“Pada tahun 1983, ia (Abbas) terdaftar sedang dipersiapkan KGB dengan nama sandi Krotov," ungkap, Isabella Ginor, salah satu peneliti Institut Truman di Universitas Hebrew, Jerusalem. 

Dokumen itu juga menyebut nama Abbas telah diberikan kepada Inggris oleh mantan pengarsip KBG, Vasily Mitrokhin.

Juru bicara Abbas Nabil Abu Rudeineh mengatakan, hasil penelitian itu absurd dan sebagai kampanye kotor.

Tuduhan itu dinilai sebagai upaya menjatuhkan Abbas yang sedang berusaha orang-orang yang berbeda pendapat dengannya di Palestina mencari dukungan di luar negeri.

Abbas lahir pada 26 Maret 1935 di Safed, Israel yang semula sebagai bagian Palestina. Namun, keluarganya melarikan diri ke Suriah selama perang 1948 yang melahirkan Israel.

Munculnya dokumen Mitrokhin bersamaan dengan upaya Presiden Rusia Vladimir Putin yang ingin mempertemukan Abbas dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Delegasi Rusia dikabarkan telah berada di Jerusalem pekan ini untuk bertemu dengan Netanyahu.

Adapun pemimpin Israel dan Palestina belum memberi penjelasan tentang pertemuan ini.

"Saya kira penting saat ini memberi konteks atas upaya Rusia mengatur pertemuan antara Abbas dan Netanyahu" kata Gideon Remez, rekan Ginor.

Pertemuan itu penting, kata Remez, karena Abbas pernah bergabung dengan KGB bersama Putin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber NYT/AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com