Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulama Menolak, Nigeria Batal Bangun Pusat Perfilman

Kompas.com - 02/08/2016, 10:28 WIB

ABUJA, KOMPAS.com - Rencana pemerintah Nigeria membangun sebuah pusat perfilman bernilai 10 juta dolar atau sekitar Rp 130 miliar di luar kota Kano dibatalkan setelah ditentang ulama setempat.

Pembatalan proyek ini menjadi pukulan terhadap industri film nigeria yang sedang berkembang. Apalagi pusat perfilman itu bisa memberi lapangan kerja untuk ribuan warga pengangguran di kota Kano.

Penasihat Presiden Muhammadu Buhari, Abdurrahman Kawu Sumaila mengatakan, pembatalan proyek besar ini merupakan bukti bahwa pemerintah mendengarkan suara rakyat.

"Rakyat sudah menyatakan pendapat mereka dan pemerintah harus mendengarkan," ujar Abdurrahman.

Proyek itu awalnya akan dibangun di atas lahan seluas 20 hektare. Di kompleks itu rencananya akan berdiri sebuah pusat perfilman, auditorium dengan kapasitas 400 orang, sebuah penginapan, panggung, restoran, hotel bintang tiga, pusat perbelanjaan, stadion dan klinik.

Namun, ulama setempat mengecam proyek besar itu karena dianggap akan membawa kerusakan moral dan melanggar nilai-nilai Islam.

"Kami tak menginginkannya, kami tak membutuhkannya, pemerintah harus membangunnya di tempat lain. Kami akan terus mengecam orang-orang yang berada di balik proyek ini," kata Abdullahi Usman Gadon-Kaya, ulama kota Kano yang menentang proyek ini.

Seruan Abdullahi ini kemudian diikuti radio setempat dan mereka yang aktif di media sosial. semuanya menentang rencana pembangunan tersebut.

Sementara itu, Danjuma Wurim Dadu dari Perusahaan Film Nigeria (NFC) mengatakan dalam sebuah jumpa pers di Kano, lebih dsri 3 juta dolar AS akan digunakan untuk pembangunan pusat perfilman yang bisa menyediakan 10.000 lapangan kerja.

Pembangunan pusat perfilman ini ditujukan untuk menunjang industri film lokal yang populer disebut dengan istilah "Kannywood" yang mencapai 38 persen dari seluruh jumlah film produksi Nigeria.

"Sebenarnya ini adalah kesempatan untuk menyediakan lapangan kerja bagi pada pemuda yang kini banyak menggunakan obat-obatan sebagai kegiatan mereka," kata analis film setempat, Mudan Saidu.

Sedangkan produser film Sani Muazu mengatakan, proyek ini sebenarnya bisa bermanfaat untuk meningkatkan kualitas film Nigeria dan memicu pendapatan memproduksi film-film lokal.

Kota Kano pada 1980-an sempat menikmati kemakmuran dari industri tekstil yang perlahan mulai menghilang akibat kurangnya pasokan listrik, bunga pinjaman yang tinggi dan tak bisa bersaing dengan barang impor yang murah.

Hal itu menyebabkan 400 dari 500 pabrik tekstil di Kano tutup yang membuat ribuan orang menjadi pengangguran sekaligus membuat Kano menjadi kota dengan angka pengangguran tertinggi di Nigeria.

Industri fil Nigeria berawal pada 1992 dengan tujuh rumah produksi dan dalam satu dekade berkembang menjadi 268 rumah produksi dan 315 studio penyuntingan.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com