Liga Arab Kecam Aksi Teror yang Mengatasnamakan Islam

NOUAKCHOTT, KOMPAS.com - Meski masih terpecah soal Iran dan Turki serta tanpa kehadiran pemimpin Arab Saudi dan Mesir, Liga Arab tetap menggelar KTT di Nouakchott, Mauritania.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi tak hadir dalam KTT ini karena "kesibukan di dalam negeri" sementara Raja Arab Saudi Salman absen karena alasan kesehatan.

Dalam pidato pembukaan, PM Mesir Sherif Ismail menyerukan agar negara-negara Arab menciptakan strategi untuk memerangi terorisme.

"Kita harus merombak bahasa religius yang digunakan para teroris untuk menyebar teror, kematian dan kehancuran," ujar Ismail.

Ismail menambahkan, perilaku para teroris ini justru jauh dari pesan Islam yang penuh damai.

Sementara itu, Presiden Mauritania Mohamed Ould Abdel Aziz juga mengecam aksi terorisme dan intervensi asing yang menciptakan instabilitas di dunia Arab.

Pada KTT terakhirnya Maret 2015 di Mesir, Liga Arab sebenarnya telah menelurkan ide untuk membentu pasukan anti-teror bersama. Namun, wacana itu hingga kini tidak terwujud.

Isu lain yang menjadi pembicaraan adalah perbedaan pendapat terkait ketegangan antara Iran dan Arab Saudi.

Selain itu, intervensi Turki ke wilayah Kurdi Irak juga menjadi pembahasan.

Hal lain yang juga dibahas adalah Presiden Sudan Omar al-Bashir yang kini diinginkan Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag karena dituduh melakukan genosida, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Seruan untuk terus memperbarui upaya mengakhiri konflik Israel dan Palestina juga dibicarakan karena stabilitas dunia Arab tak akan tercipta jika masalah tersebut tak segera terselesaikan.