Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demam "Pokemon Go" Landa Dunia, Waspadai Ladang Ranjau...

Kompas.com - 21/07/2016, 17:31 WIB

Tim Redaksi

Demam Pokemon Go melanda dunia. Histeria Pokemon Go terjadi di mana-mana.

Permainan virtual yang menggunakan telepon pintar itu menjadi populer dalam waktu singkat di seantero jagat.

Ada sisi positif dan negatif dari permainan ini. Sisi positifnya, biasanya saat memainkan permainan virtual, si pemain hanya diam di tempat.

Namun, Pokemon Go "memaksa" si pemain untuk bergerak mengejar monster Pokemon Go.

Namun, sisi negatifnya juga ada. Banyak orang memainkan Pokemon Go hanya berkonsentrasi pada layar telepon pintarnya tanpa memperhatikan lingkungan sekitar.

Tak heran, dalam waktu singkat muncul berita seperti pemain terjatuh ke dalam sungai, bertabrakan fisik dengan orang lain saat berjalan, bersepeda, mengendarai mobil untuk mengejar monster itu.

Di Bosnia, pemerintah melarang orang bermain Pokemon Go di sekitar ladang ranjau. Mereka yang memainkan Pokemon Go diminta menghindari area penuh ranjau yang belum meledak, sisa konflik 1990-an.

Seluruh warga Bosnia diminta tidak melanggar larangan itu, menghormati tanda demarkasi ladang ranjau berbahaya, dan tidak masuk area yang tak dikenal.

Bosnia masih penuh dengan puluhan ribu ranjau yang ditanam saat perang 1992-1995.

Main di sinagoge

Sementara itu dari Moskwa, Rusia, dilaporkan bahwa Federasi Komunitas Yahudi Rusia tidak keberatan jika orang-orang bermain Pokemon Go di sekitar sinagoge dan gedung-gedung kebudayaan lain sejauh tidak mengganggu jalannya ibadah.

"Kami tidak melihat ada masalah," kata juru bicara Federasi Komunitas Yahudi Rusia, Andrei Glotser.

"Biarkan mereka datang dan mencari Pokemon, mungkin ada sesuatu yang berguna dari permainan ini," tambah Gloster.

Permainan Pokemon Go memantik reaksi beragam dari berbagai kalangan.

istimewa Ilustrasi berkendara sambil main game Pokemon Go

Bandara-bandara di Rusia dan sejumlah bank di Rusia telah mendukung Pokemon Go, sedangkan Gereja Ortodoks Rusia mengeluhkan permainan ini merugikan Rusia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com