Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengar Boris Johnson Jadi Menlu, Jubir Kemenlu AS Tertawa

Kompas.com - 14/07/2016, 10:29 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kabar Boris Johnson menjadi menteri luar negeri Inggris ternyata sangat mengejutkan bagi sekutu terdekat negeri itu, Amerika Serikat.

Hal ini sangat jelas terlihat dalam jumpa pers rutin Kementerian Luar Negeri AS. Juru bicara, Mark Toner bahkan tak bisa menyembunyikan tawa saat menyebut nama Boris Johnson.

"Kami selalu bisa bekerja sama dengan Inggris, siapapun yang menduduki jabatan menteri luar negeri karena persahabatan kami yang dalam dengan Inggris Raya," ujar Toner.

"Kami ucapkan selamat untuk Menlu (Philip) Hammond atas jabatan barunya dan kami menanti kerja sama dengan Boris Johnson sebagai menteri luar negeri yang baru," tambah Toner yang tak bisa menyembunyikan tawa kecilnya.

"Hubungan ini, sejujurnya, jauh berada di atas hubungan personal. Dan ini tak hanya masa-masa kritis dalam sejarah Inggris, tetapi juga dalam hubungan Inggris-AS, jadi pastinya kami berkomitmen untuk menjalin kerja sama yang produktif," lanjut Toner.

Sementara itu, Boris Johnson pernah mengatakan, Presiden Barack Obama, terkait darah Kenya yang dimilikinya, secara keturunan memiliki kebencian terhadap Kerajaan Inggris.

Pernyataan itu disampaikan Boris ketika mengetahui Presiden Obama memindahkan patung dada PM Winston Churchil dari Gedung Putih.

Sementara itu, Presiden Obama dan mantan menlu Hillary Clinton sama-sama mengkritisi kampanye Inggris meninggalkan Uni Eropa, tetapi menghormati keputusan pemilih untuk memutuskan keluar dari Uni Eropa.

"Inggris dan Uni Eropa tetap akan menjadi rekan paling berharga untuk Amerika Serikat, bahkan di saat negosiasi dimulai terkait hubungan yang memastikan kelanjutan stabilitas, keamanan dan kemakmuran bagi Eropa, Inggris Raya dan Irlandia Utara serta dunia," kata Obama beberapa waktu lalu.

Hillary Clinton, yang menjadi bakal calon presiden dari Partai Demokrat, juga menyampaikan komentar senada dengan Obama terkait keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

"Tugas pertama kita adalah memastikan bahwa ketidakpastian perekonomian yang dipicu peristiwa ini tidak memengaruhi keluarga pekerja di AS," kata Hillary.

"Kita juga harus memastikan bahwa Amerika tetap berkomitmen terkait hubungan khusus dengan Inggris dan aliansi transatlantik dengan Eropa," tambah Hillary. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com