Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tony Blair Jadi Sorotan atas Perang Irak, Intervensi Inggris 'Tidak Dibenarkan'

Kompas.com - 07/07/2016, 11:31 WIB

LONDON, KOMPAS.com – Ketua Tim Penyelidik Inggris, Sir John Chilcot mengatakan, invasi militer Inggris ke Irak tahun 2003 adalah tindakan Perdana Menteri Tony Blair yang tidak dibenarkan. Itu adalah intervensi yang buruk dari Inggris.

Menurut dia, Blair melebih-lebihkan ancaman Presiden Irak Saddam Hussein. Dia mengirim pasukan tidak siap untuk berperang dan rencana itu "sepenuhnya tidak memadai".

Chilcot mengungkapkan itu pada Rabu (6/7/2016) di kepada anggota parlemen dan publik Inggris.  Dia mengatakan, invasi pimpinan Amerika Serikat yang melibatkan Inggris ke Irak bukanlah pilihan terakhir.

Laporan Chilcot yang disiapkan selama tujuh tahun ini mencakup kajian hampir sepuluh tahun keputusan kebijakan pemerintah Inggris dari tahun 2001 sampai 2009.

Sekitar 179 tentara Inggris tewas karena perang Irak. Sementara sampai 2009 paling sedikitnya 150.000 warga Irak meninggal dan lebih satu juta orang harus mengungsi.

Blair telah meminta maaf atas kesalahan yang dibuatnya, tetapi tidak atas keputusannya untuk mengirim tentara Inggris pergi berperang di Irak.

Menurut Chilcot, invasi di Irak adalah intervensi yang berlangsung sangat buruk yang akibatnya dirasakan sampai sekarang.

Chilcot adalah mantan pegawai negeri sipil Inggris. Ia berbicara ketika panelnya merilis laporan hasil dengar keterangan publik selam tujuh tahun dan menganalisa 150.000 dokumen.

Mereka mencoba untuk menjawab apakah invasi pimpinan Amerika Serikat terhadap Irak itu perlu. Apakah pergolakan yang ditimbulkannya telah diantisipasi.

"Kami juga telah menyimpulkan bahwa penilaian mengenai kerasnya ancaman senjata pemusnah massal Irak dikemukakan dengan kepastian yang tidak beralasan,” ungkap Chilcot.

“Meskipun ada peringatan tegas, konsekuensi invasi itu diremehkan. Perencanaan dan persiapan untuk Irak purna kekuasaan Saddam tidak memadai,” Chilcot menambahkan.

“Pemerintah gagal mencapai tujuan yang ditetapkan. Tidak ada senjata pemusnah massal yang ditemukan di Irak," tambahnya.

Tidak ada ancaman

Chilcot mengatakan, aksi militer di Irak mungkin diperlukan dalam beberapa hal.

Namun, pada Maret 2003,  tidak ada ancaman segera dari Saddam dan invasi ke Irak adalah kasus intelijen yang tidak dibenarkan, kata Chilcot.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com