WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Senat Amerika Serikat diperkirakan akan memilih sederet usul guna memblokade penjualan senjata api kepada tersangka teroris, Senin (20/6/2016) sore.
Langkah itu dilakukan seminggu setelah penembakan massal di kelab malam gay di Pulse, Orlando, Florida, yang menewaskan 49 orang pada Minggu (12/6/2016).
Selain memblokade penjualan senjata api, Senat AS diperkirakan akan berusaha memperluas pemeriksaan pembeli senjata api di negara itu, seperti dilaporkan Voice of America.
Walaupun sama-sama mengecam serangan di Orlando dan bertekad mengupayakan cara mencegah tragedi itu berulang, tidak jelas apakah upaya pengendalian senjata api akan disetujui Kongres.
Mayoritas anggota Kongres didominasi kubu Republik. Mereka berpendapat teroris domestik yang terilhami jaringan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) disalahkan atas penembakan di kelab malam tersebut.
Penembakan itu dilakukan oleh Omar Mateen (29), warga AS keturunan imigran Afganistan. Saat penembakan, dia menelepon nomor darurat 911 bahwa dia telah berbaiat dengan ISIS.
Republik berkeras memusatkan perhatian pada pengendalian senjata api adalah salah. Namun, mereka setuju untuk melakukan pemungutan suara Senin (20/6/2016) sore.
Pemungutan suara juga diperkirakan dilakukan atas usul kubu Republik. Mereka mengurai hak-hak pemilik senjata api yang namanya mungkin secara tidak sengaja masuk daftar teror.
Menurut pengamat politik, Senat tidak mungkin mengendalikan senjata api, demikian pula Dewan Perwakilan Rakyat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.