Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minoritas Muslim Fort Pierce Jadi Sasaran Kebencian dan Kekerasan

Kompas.com - 16/06/2016, 07:12 WIB

FORT PIERCE, KOMPAS.com -  Sejak pembantaian di Orlando, komunitas minoritas Muslim Fort Pierce, kampung Omar Mateen si pembunuh, di Florida, menjadi taget kebencian.

Kantor berita Agence France-Presse,  Rabu (15/6/2016), melaporkan, ada rupa-rupa kata tidak senonoh dilontarkan warga di sekitar Fort Pierce Islamic Center (FPIC) ketika sejumlah kecil Muslim tiba di tempat itu.  

Para pengendara mobil yang melintas di sana beramai-ramai membunyikan klakson sambil mengeluarkan kata-kata umpatan, caci-makian, dan ancaman pembunuhan.

Letak masjid satu-satunya di Fort Pierce itu memang benar-benar tersembunyi di belakang sebuah dealer mobil. Dahulunya adalah bangunan gereja.

Tidak banyak warga tahu keberadaan FPIC  sebelum 49 orang tewas dibunuh Mateen di klub malam gay di Pulse, Orlando, Minggu (12/6/2016).

Wartawan dan kru televisi berkemah di luar FPIC selama beberapa jam sehari sejak kejadian. Mereka ingin mencari informasi apakah Mateen hadir shalat Jumat terakhirnya, pekan lalu.

"Kami takut," kata Bedar Bakht, seorang imigran Pakistan, berusia 50 tahun, saat sedang  mempersiapkan makanan untuk buka puasa, Rabu (15/6/2016) sore.

Biasanya, mereka baru meninggalkan masjid menjelang tengah malam. Setelah tragedi di kelab malam Pulse, mereka pulang lebih awal dan secara berkelompok.

Bakht berharap, beberapa minggu ke depan situasi akan kembali normal. “Sekarang belum. Orang-orang di sekitar mengecam dan mengeluarkan kata-kata tak senonoh,” katanya.

Sebenarnya, sudah dua kali FPIC menjadi sorotan warga dan media setempat.

Peristiwa pertama terjadi setelah Moner Muhammad Abusalha alias Abi Hareera Al Amreeki, warga AS pertama yang melakukan aksi bom bunuh diri dalam perang saudara di Suriah pada Mei 2014.

Aksi bunuh diri oleh Abusalha dilakukan pada 2014 atas nama kelompok sayap Al Qaeda, yakni milisi Front al-Nusra, di Suriah.

Namun, kali ini FPIC lebih disoroti dan banyak warga  mayoritas datang ke sana untuk menebarkan kebencian mereka terhadap Islam.

Mereka menghujat orang-orang Muslim  setelah polisi menyerbu kelab malam gay untuk menembak mati Mateen, pelaku yang membunuh 49 orang di dalam kelab tersebut.

“Kami orang-orang baik. Kami tidak pernah punya masalah. Hanya karena satu orang melakukan, kami semua menjadi sasaran. Kami malu,” kata pria Muslim berusia 50-an saat ia meninggalkan FPIC. 

Biasanya, setiap kali akan berbuka puasa ada banyak Muslim datang ke masjid. Namun, sekarang sepi. Paling-paling tiga atau empat orang.

Yussef Thorne, salah satu dari hanya beberapa Muslim kulit hitam di Fort Pierce, mengatakan, “Saya seorang Muslim dan saya tidak takut datang untuk sembahyang. Saya berdoa untuk dia (Mateen) juga.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com