Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donald Trump Klaim Kekayaannya Mencapai Rp 133 Triliun

Kompas.com - 18/05/2016, 07:37 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Bakal calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, Selasa (17/5/2016), mengklaim, kekayaannya mencapai lebih dari 10 miliar dolar AS atau hampir Rp 133 triliun.

Taipan properti asal New York itu mengatakan, dia sudah menyampaikan daftar kekayaannya ke komisi pemilihan umum federal (FEC), sebuah prosedur yang harus dipenuhi semua kandidat penghuni Gedung Putih.

FEC belum merilis dokumen yang dikirimkan Trump itu dan diharapkan dalam waktu satu bulan akan memberi pernyataan publik soal masalah ini.

Tim kampanye Donald Trump mengatakan, kekayaan pria itu bertambah sejak laporan kekayaan terakhir yang dimasukkan pada Juli tahun lalu.

"Saya sudah mengirimkan daftar kekayaan saya. Dan, saya bangga daftar kekayaan itu adalah yang terbesar yang pernah diterima FEC," kata Trump .

"Saya membangun sebuah perusahaan yang luar biasa dan menguasai sejumlah portofolio aset properti terbesar, termasuk properti yang paling bagus dan terkenal di dunia," tambah dia.

Tim kampanye Trump mengatakan, pendapatan pengusaha itu meningkat sekitar 190 juta dolar AS dan peningkatan itu sudah disampaikan dalam pelaporan harta kekayaan yang terakhir.

Dalam laporan terakhirnya, pendapatan Trump mencapai 557 juta dolar AS, belum termasuk pendapatan dari deviden, bunga, keuntungan tunai, uang sewa dan royalti.

Pada Juli tahun lalu, sebulan setelah dia menyatakan akan mencalonkan diri sebagai presiden AS, sesuai laporan kekayaannya, Trump memimpin 500 perusahaan dan organisasi serta memiliki 168 aset dan sumber pendapatan berbeda.

Namun, para peneliti majalah Forbes mengatakan, kekayaan Trump tahun lalu tak lebih dari 4 miliar dolar AS atau "hanya" sekitar Rp 53 triliun.

Angka itu diajukan para peneliti Forbes terkait Trump yang kehilangan sejumlah perjanjian bisnis setelah dia menyebut bangsa Meksiko sebagai pemerkosa dan penyelundup narkoba.

Namun, klaim kekayaan Trump ini tidak menyertakan data besaran pajak penghasilan yang harus dibayarnya kepada negara.

Sebagian besar kandidat sudah merilis besarnya pajak pendapatan yang mereka bayarkan, tetapi hal itu tidak dilakukan Trump dengan alasan audit keuangannya masih berlangsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com