Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Tuding Barat Lebih Peduli "Gay" dan Anjing Laut dari Nasib Rakyat Suriah

Kompas.com - 14/05/2016, 19:35 WIB

ANKARA, KOMPAS.com – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan, negara-negara Barat lebih peduli pada hak-hak gay,  dan binatang seperti ikan paus, anjing laut, dan kura-kura daripada nasib rakyat Suriah.

Di depan kerumunan besar rakyatnya, seperti dilaporkan Associated Press, Jumat (13/5/2016), Erdogan menuduh Barat memiliki pola pikir "sisa-sisa perbudakan dan kolonialisme".

Belakangan ini Erdogan juga lebih banyak mengeluh. Ketika kewalahan menghadapi pengungsi, serangan milisi Kurdi dan Negara Islam di Irak dan Suriah, Erdogan “berteriak” minta bantuan Barat.

Menurut Erdogan, Barat tidak menunjukkan kepekaan apapun terhadap para wanita dan anak-anak Suriah yang membutuhkan bantuan.

"Mereka lebih peduli pada ikan paus, anjing laut, dan kura-kura ketimbangn 23 juta rakyat Suriah," kata Erdogan.

Nada anti-Barat dari Erdogan ini diungkapkan di tengah kebuntuannya dengan Uni Eropa yang meminta Turki untuk mengubah Undang-Undang Anti-Terorisme.

Jika Turki mengubah UU tersebut, maka warga Turki dapat menikmati perjalanan bebas visa ke Eropa.

Uni Eropa dan kelompok hak asasi menuduh Ankara menggunakan UU anti-terorisme yang luas untuk mengintimidasi wartawan dan membungkam perbedaan pendapat.

Ankara membantah hal itu dan mengatakan UU itu merupakan kebutuhan hukum untuk melawan kelompok militan. Sebab selama ini milisi Kurdi dan ISIS telah menarget Turki.

Erdogan sebelumnya memperingatkan Uni Eropa bahwa Ankara tidak akan mengubah UU anti-terornya. "Kami akan pergi dengan cara kami, Anda pergi dengan cara Anda," katanya.

Menteri Turki untuk Urusan Uni Eropa, Volkan Bozkir, juga mengaku kehilangan harapan untuk mendapat perjalanan bebas visa bagi warga Turki di Eropa.

Uni Eropa menegaskan, Turki harus mempersempit definisi terorisme serta memenuhi empat kriteria utama lainnya. Hal ini perlu dilakukan untuk memenuhi syarat perjalanan bebas

visa.
"Tidak mungkin mengubah undang-undang anti-teror di Turki," kata Volkan Bozkir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com