Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Perpanjang Napas", Dua Koran Besar di Selandia Baru Memilih Merger

Kompas.com - 11/05/2016, 15:16 WIB

WELLINGTON, KOMPAS.com — Terpuruknya oplah dan pendapatan industri koran akibat berubahnya kebiasaan pembaca pada era digital terus "memakan" korban.

Setelah media cetak di Amerika Serikat dan Eropa, kini dua grup penerbit koran utama di Selandia Baru segera melakukan merger.

Kedua grup itu adalah APN News & Media dan Fairfax Media. APN News & Media menerbitkan koran terbesar The New Zealand Herald. Sementara itu, Fairfax Media menerbitkan pesaingnya, The Dominion Post dan The Press.

Kedua perusahaan ini juga memiliki dua situs berita terbesar di negara itu, yakni stuff.co.nz dan nzherald.co.nz.

Baca: Senja Kala Media Cetak di Inggris, The Independent Tinggalkan Edisi Cetak

Seperti diberitakan Associated Press, Rabu (11/5/2016), kedua perusahaan sudah mencapai kesepakatan tentang peleburan. Hal ini sekaligus mengakhiri persaingan bisnis selama beberapa dekade terakhir antara keduanya.

Chief Executive APN Ciaran Davis mengatakan, kedua perusahaan telah menandatangani nota kesepahaman. 

Selanjutnya, langkah merger ini tinggal membutuhkan persetujuan dari Komisi Perdagangan Selandia Baru, yang akan memastikan bahwa monopoli tak akan terjadi menyusul kesepakatan ini. 

Juru bicara komisi itu, Christian Bonnevie, mengaku, hingga kini pihaknya belum menerima aplikasi merger tersebut.

Dia mengatakan, proses itu membutuhkan waktu antara enam bulan hingga satu tahun, bergantung pada kerumitannya. 

Dalih tingkatkan layanan

Kedua perusahaan berdalih bidang bisnis yang mereka geluti pada dasarnya saling melengkapi. Langkah merger memungkinkan mereka untuk meningkatkan layanan kepada para pembaca dan pengiklan. 

Namun, serikat pekerja dan pihak pengamat mengkhawatirkan potensi pemutusan hubungan kerja yang bakal muncul menyusul langkah merger tersebut, termasuk perbedaan sudut pandang dari dua produk yang memiliki kekhasannya masing-masing. 

Langkah ini tentu merupakan upaya penghematan terbaru di Australia dan Selandia Baru. Banyak perusahaan media yang berjuang untuk "menyesuaikan diri" dengan perubahan yang terjadi. 

"Menyambung napas"

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com