Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Udara Hantam Kamp Warga di Aleppo Saat Gencatan Senjata, 28 Tewas

Kompas.com - 06/05/2016, 07:01 WIB

ALEPPO, KOMPAS.com - Serangkaian serangan udara yang mengarah ke sebuah kamp pengungsi di Utara Suriah, dekat wilayah perbatasan Turki, menewaskan setidaknya 28 orang.

Serangan tersebut terjadi ketika gencatan senjata berlangsung selama 48 jam terakhir di Aleppo. 

Seperti diberitakan AFP, Jumat (6/5/2016), gencatan senjata terjadi setelah serangkaian bentrokan sengit antara pasukan rezim dan pasukan pemberontak yang terjadi di Aleppo.

Kondisi itu memaksa pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad maupun kelompok pemberontak yang berseteru itu masuk dalam kesepakatan diplomatik untuk gencatan senjata.

Namun, ketika warga sipil sempat lega dan kembali keluar ke jalan-jalan, setelah dua minggu pertempuran sengit, serangan kembali terjadi.

Lembaga observasi terhadap hak asasi manusia Suriah, menyebut, serangan udara menghantam kamp pengungsi di dekat Sarmada, Provinsi Idlib. Lokasi itu dikuasai oleh kelompok teroris Al Nusra, yang berafiliasi dengan Al - Qaeda. Meraka adalah pihak lain dalam pertikaian antara pasukan rezim dan pemberontak.

Kepala lembaga tersebut, Rami Abdel Rahman, mengatakan wanita dan anak-anak menjadi korban dalam agresi itu. Setidaknya 28 warga sipil tewas dan 50 lainnya luka-luka. 

Mamun al-Khatib, Direktur dari lembaga pemberitaan di Aleppo yang mendukung pemberontak, Shahba Press, mengatakan, serangan udara pasukan rezim mengarah ke perkampungan Al-Kammouna.

"Dua misil jatuh di dekat kamp yang menyebabkan kepanikan warga, dan dua lainnya jatuh di tengah kampung yang menyebabkan lusinan tenda terbakar hebat," kata dia.

Sejumlah gambar yang beredar di interet memperlihatkan para pekerja tanggap darurat berupaya menjinakkan api yang melalap tenda-tenda berwarna putih dan biru tersebut. 

Uni Eropa pun langsung bereaksi dengan menyebut serangan tersebut tak dapat ditoleransi. Sementara, PBB menuntut adalah penyelidikan segera terhadap insiden itu. 

"Jika serangan ini memang ditujukan kepada tempat permukiman warga sipil, ini bisa dihitung sebagai bentuk kejahatan perang," ungkap Stephen O'Brien, perwakilan PBB di bawah sekretaris jenderal yang mengurus tentang masalah kemanusiaan. 

Doberitakan sebelumnya, gencatan senjata sejak 27 Februari didorong oleh PBB dan aliansi pemerintah Suriah, Rusia. Gencatan senjata ini ditujukan untuk mengakhiri pertempuran antara pasukan rezim dan pemberontak. Namun, kesepakatan ini tak berlaku dengan kelompok teroris yang ada di sana. 

Rabu malam lalu, Pasukan Suriah menyatakan setuju untuk melakukan gencatan senjata selama dua hari, terhitung mulai dari pukul 1.00 waktu setempat, Kamis.  Setelah itu, sepanjang Kamis, kota itu pun menjadi lebih tenang.

Penghuni kota yang sebelumnya takut keluar rumah, mulai mengeluarkan meja dan kursi untuk menikmati matahari, teh hitam, dan rokok. 

Toko-toko pun kembali buka, di mana mereka umumnya menjual buah dan sayuran. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com