Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sepaham dengan Presiden Erdogan, PM Turki Lengser

Kompas.com - 05/05/2016, 18:15 WIB

ANKARA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu dikabarkan meninggalkan jabatannya sebagai ketua partai AKP yang berkuasa sekaligus kepala pemerintahan.

Langkah dramatis yang diambil pada Kamis (5/5/2016), diduga kuat sebagai cra untuk semakin menancapkan kekuasaan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Berbagai media lokal di Turki beramai-ramai mengabarkan mundurnya sang perdana menteri sekaligus analisa terkait gonjang-ganjing politik di negeri itu.

"Davutoglu mundur," demikian kepala berita harian Hurriyet.

Sementara harian Miliyet menyebut mundurnya Davutoglu adalah era baru bagi AKP.

"Kudeta Istana," itulah kepala berita yang dipilih harian oposisi Cumhuriyet.

Selama beberapa bulan terakhir, tersiar kabar terjadi perpecahan antara Erdogan dan Davutoglu. Perseteruan itu memuncak ketika keduanya gagal menyelesaikan masalah dalam pertemuan di Istana Kepresidenan, Rabu (4/5/2016).

Komite eksekutif Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) menggelar pertemuan pada Kamis (5/5/2016) pagi dan sepakat untuk menggelar kongres luar biasa akhir bulan ini.

Dalam kongres itu, nama Davutoglu tidak akan diusung sebagai calon ketua, artinya setelah kehilangan posisi itu maka Davutoglu juga harus lengser dari jabatannya sebagai perdana menteri.

Berdasarkan anggaran dasar AKP, partai  yang didirikan Erdogan itu, ketua umum partai sekaligus menjabat sebagai perdana menteri jika partai menjadi pemenang pemilu.

Davutoglu, yang menjadi perdana menteri pada Agustus 2014 setelah Erdogan menjadi presiden, akan menggelar jumpa pers terkait masalah ini.

Akibat kehilangan jabatannya ini, maka rencana kunjungan ke Bosnia Herzegovina juga dibatalkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com