Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donald Trump dan Langkah "Underdog" Menuju Kursi Gedung Putih

Kompas.com - 05/05/2016, 09:01 WIB
Ericssen

Penulis

Sumber Politico

KOMPAS.com — Persaingan memperebutkan tiket calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik telah berakhir meskipun belum secara resmi diumumkan.

Ini disebabkan hanya tersisa miliarder Donald Trump sebagai calon tunggal. Sebab, dua pesaingnya, yaitu senator asal Texas, Ted Cruz, dan Gubernur Ohio, John Kasich, telah mundur.

"Donald Trump adalah calon presiden GOP (Grand Old Party, julukan Partai Republik), kita semua perlu bersatu dan fokus untuk mengalahkan Hillary Clinton," tulis Ketua Umum Partai Republik Reince Priebus di akun Twitter-nya, Rabu (4/5/2016).

 

Jalan Trump semakin lapang setelah pesaing terakhirnya, John Kasich, akhirnya memutuskan mengakhiri kampanye. (Baca: Gubernur Ohio Mundur, Donald Trump Calon Tunggal Capres AS dari Partai Republik)

Dengan demikian, Trump telah berhasil mengeliminasi 16 kandidat capres Republik lainnya setelah proses panjang pemilihan pendahuluan (primary) partai berlambang gajah itu.

Primary Partai Republik sendiri tinggal menyisakan kontes di 9 negara bagian. Trump yang sudah tidak memiliki lawan ini hanya menunggu formalitas untuk mencapai "angka magis" minimum 1.237 delegasi.

"Angka magis" itu diperlukan untuk mengoronasi dia secara resmi di Konvensi Nasional Partai Republik pada akhir Juli mendatang. Saat ini, Trump telah mengumpulkan 1.014 delegasi.

Pebisnis yang akan berusia 70 bulan pada Juni mendatang itu merayakan kemenangannya dengan pidato berapi-api.

"Kita akan menang pada bulan November. Kita akan menyatukan Partai Republik. Kita harus bersatu," kata Trump, dari markas kampanyenya di Trump Tower, New York.

Trump akan berhadapan dengan calon presiden Partai Demokrat dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan 8 November 2016.

Mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton diprediksi akan menang dalam primary yang digelar Partai Demokrat, mengalahkan pesaing dekatnya, senator asal Vermont, Bernie Sanders.

Sama seperti Trump, Hillary juga tinggal menunggu formalitas untuk mencapai minimum 2.383 delegasi untuk dikukuhkan sebagai capres dari Partai Demokrat.

Kemenangan Trump yang telah memicu kontroversi dengan sejumlah seruan rasis seperti melarang Muslim memasuki Amerika Serikat sangat mengejutkan banyak pihak.

Akademisi, pengamat politik, elite partai, politisi, hingga rakyat biasa tidak menyangka Trump bisa melangkah sejauh ini.

Ketika pertama sekali mendeklarasikan pencalonannya Juli 2015, tidak sedikit yang menganggap pebisnis kontroversial itu akan menjadi "lelucon politik" terbesar di musim pemilu.

Halaman:
Sumber Politico
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com