Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Defisit Rp 1 Triliun untuk Sekolah Anak-anak Pengungsi Palestina

Kompas.com - 04/05/2016, 12:00 WIB

KOMPAS.com - Lembaga di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mengurus para pengungsi Palestina mengungkapkan harapan agar Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait mau kembali  menggalang dana bagi kelangsungan sekolah bocah-bocah pengungsi Palestina.

Seperti diberitakan Associated Press, Selasa (4/5/2016), PBB membutuhkan tambahan dana setidaknya 80 juta dollar AS atau sekitar Rp 1 triliun, untuk memastikan kelanjutan pendidikan bagi 500.000 anak yang ada di pengungsian. 

Sekolah tersebut akan mulai memasuki tahun ajaran baru pada Agustus mendatang. 

Tahun lalu, the United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East  (UNRWA) mengalami defisit anggaran mencapai 101 juta dollar AS atau kira-kira Rp 1,3 triliun.

Kondisi itu sempat menimbulkan ancaman adanya penundaan rencana belajar di sana.

Pierre Krahenbuhl dari UNRWA dalam sebuah konferensi pers kemarin mengatakan, tiga negara teluk itu datang menyelamatkan defisit keuangan tahun lalu.

Tahun ini pun UNRWA berharap, ketiga negara tersebut dapat kembali melakukan budi baik yang sama.

Hingga saat ini, tercatat ada 700 sekolah yang berjalan di bawah pengelolaan UNRWA. Sekolah ini dibangun dengan dukungan 22.000 staf pengajar di Tepi Barat, Gaza, Jordan, Lebanon, dan Suriah.

Krahenbuhl memaparkan pentingnya pendidikan bagi para pengungsi Palestina ini. Anak-anak pengungsi menghabiskan sebagian besar waktu hanya di pengungsian. Pendidikan akan menjadi kunci bagi mereka untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

Dibandingan dengan sekolah di Amerika Serikat, kata Krahenbuhl, jaringan sekolah bagi pengungsi Palestina ini menjadi yang terbesar ketiga setelah New York dan Los Angeles.

"Kami bekerja keras agar krisis keuangan semacam ini tidak terulang, salah satunya dengan menerapkan kebijakan 'zero-growth budget'," kata dia. 

"Namun demikian defisit tetap terjadi tahun ini, kami berharap para donor mau membantu defisit sebesar 80 juta dollar AS tersebut. Terutama negara-negara teluk," kata dia lagi.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com