Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Ibu Dipaksa Buang Belasan Liter ASI Miliknya di Bandara Heathrow

Kompas.com - 25/04/2016, 07:00 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Seorang ibu dua anak mengungkapkan kemarahannya setelah dipaksa membuang 14,8 liter ASI miliknya oleh aparat Bandara Heathrow, London, Inggris.

Dalam surat terbuka yang diunggah di media sosial Facebook, Jessica Coakley Martinez, mengaku merasa “dipermalukan”.

“Anda membuat saya membuang makanan selama dua pekan untuk putra saya,” tulisnya lewat akun Facebooknya.

Sementara itu, manajemen Bandara Heathrow mengatakan, terdapat aturan yang dibuat pemerintah Inggris bagi penumpang yang hendak membawa cairan ke dalam pesawat.

Aturan yang dibuat Departemen Transportasi dan terpampang pada situs resmi bandara itu menyebutkan, cairan hanya boleh dibawa ke dalam pesawat jika menggunakan wadah berkapasitas maksimal 100 mililiter.

Wadah itu kemudian wajib ditaruh di dalam sebuah kantung transparan yang bisa dilekatkan kembali.

Pengecualian diberikan pada makanan bayi atau ASI, namun hanya jika penumpang tersebut membawa serta bayinya ke dalam pesawat.

Martinez mengaku dia seharusnya mencermati aturan tersebut karena saat itu dia tidak membawa bayinya.

Namun, kendati demikian, dia menilai aturan yang tidak membolehkan ASI dibawa ke pesawat jika sang ibu bepergian tanpa membawa serta bayinya adalah peraturan yang aneh.

“Luar biasa tidak adil dan mengesampingkan semua ibu bekerja seperti saya,” tambah Martinez.

“Kalaupun saya marah besar, itu karena sikap tersebut adalah reaksi pantas satu-satunya yang bisa saya keluarkan,” lanjut dia.

Akibat tindakan aparat Bandara Heathrow, Martinez kini mengaku tidak bisa memberi ASI kepada putranya karena dirinya tidak punya cukup pasokan saat bekerja.

“Keamanan adalah prioritas, tapi itu bukan tujuan Anda satu-satunya dan janganlah itu menjadi tujuan satu-satunya. Dan janganlah hal itu membuat Anda justru menghukum orang-orang yang ingin Anda lindungi,” tulis Martinez.

Aturan mengenai cairan di dalam pesawat diterapkan setelah adanya temuan rencana teroris meledakkan bom cair di dalam tujuh pesawat dengan rute trans-atlantik pada 2006.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com