Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setegar-tegarnya Merkel, Akhirnya Tunduk atas Tekanan Erdogan

Kompas.com - 16/04/2016, 14:22 WIB

BERLIN, KOMPAS.com – Kanselir Jerman Angela Merkel yang begitu tegas mempertahankan kebebasan berpendapat dan seni di negaranya akhirnya tunduk atas tekanan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Setelah sebelumnya tidak memberi celah proses hukum, Merkel, seperti dilaporkan Reuters, Kamis (15/4/2016), akhirnya meminta jaksa Jerman untuk menyelidiki kasus pelawak satiris Jan Boehmermann yang diduga melecehkan Erdogan.

Persetujuan yang diberikan Merkel itu membuatnya juga dikecam di dalam negeri yang menjunjung tinggi kebebasan berekspresi dan berkomunikasi.

Salah satu seksi hukum pidana Jerman melarang penghinaan terhadap pemimpin asing. Namun, tergantung pemerintah untuk memutuskan apakah akan mengotorisasi jaksa untuk memprosesnya.

Pemerintah harus memberi persetujuan apakah pasal dalam hukum pidana itu bisa dipakai untuk kejahatan penghinaan terhadap kepala negara lain.

Merkel menekankan, ada atau tidak hukumannya, akan bergantung kepada proses pengadilan yang harus dimulai oleh kejaksaan.

Turki yang meminta agar hukuman dikenakan sesudah sang pelawak Boehmermann membuat ledekan mengengai Presiden Erdogan.

Dengan adanya kesempatan bagi jaksa menyelidiki kasus itu, Boehmermann bisa terancam hukuman denda atau penjara.

Maret lalu, Menteri Luar Negeri Turki Ahmed Davutoglu memanggil Duta Besar Jerman untuk Turki di Ankara, Martin Erdmann.

Hal itu terkait dengan sindiran terhadap Erdogan di televisi Jerman yang dikecam banyak pihak.

Pada acara Extra 3, dalam pertunjukan mingguan di televisi lokal Jerman, NDR, muncul video musik bertajuk "Erdowie, Erdowo, Erdogan" (pelesetan dari "Erdo-bagaimana, Erdo-di mana, Erdo-kapan"), edisi 17 Maret lalu. Lalu disiarkan ZDF pada 31 Maret lalu.

Erdogan pun marah besar. Hubungan Jerman dan Turki sempat memanas.

Kritik kasar yang disampaikan satiris Jerman, Jan Boehmermann, terhadap Erdogan itu belakangan mempersulit posisi Merkel.

Jerman, negara yang kuat di Uni Eropa, menyokong kebebasan pers dan berekspresi. Namun, Jerman membutuhkan bantuan dalam hal mengatasi masalah pengungsi atau migran.

Media Jerman, Deutche Welle (DW), melaporkan, Erdogan telah mengajukan tuntutan hukum resmi terhadap pelawak, satiris, dan moderator Jan Boehmermann.

Beberapa ahli membela Boehmermann dengan menyatakan ledekannya itu merupakan puisi yang jadi bagian dari humor satire tentang kebebasan berbicara, dan bukan ledekan langsung terhadap Erdogan.

Kini Merkel justru bersikap “mengekang” kebebasan dengan tunduk pada tekanan Erdogan. Padahal, Minggu lalu ia menekankan pentingnya kebebasan berpendapat dan seni di Jerman ketika menanggapi tekanan dari Turki.

"Konstitusi Jerman menjamin "kebebasan berekspresi, akademisi, dan tentu saja seni," kata Merkel tentang lawakan Boehmermann seperti dirilis Agence France-Presse.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com