Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Larang Impor Emas dan Hasil Tambang Langka dari Korea Utara

Kompas.com - 05/04/2016, 21:22 WIB

BEIJING, KOMPAS.com – Pemerintah China, Selasa (5/4/2016), mulai melarang impor emas dan hasil tambang langka yang disebut rare earths serta ekspor bahan bakar jet dan produk minyak lainnya dari dan ke Korea Utara.

Sebutan rare earths merujuk sekelompok elemen logam kimia yang serupa, seperti seri lantanida dan (biasanya) skandium dan itrium. Jenis itu sangat langka, tetapi selalu tersedia bersamaan di alam dan sulit untuk memisahkan satu sama lainnya.

Langkah yang diambil oleh otoritas Beijing, yakni Kementerian Perdagangan China itu, dilakukan sejalan dengan sanksi yang juga diterapkan Amerika Serikat terhadap Pyongyang.

Pada awal Maret lalu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengeluarkan resolusi baru. Resolusi itu memberikan sanksi lebih tegas kepada Korut karena melakukan uji coba nuklir keempat pada 6 Januari lalu, yang diikuti beberapa kali penembakan rudal balistik jarak pendek.

Sekalipun Pyongyang merupakan sekutu dekat Beijing, dan China juga merupakan mitra dagang terbesar bagi Korut, Beijing tidak menghiraukannya lagi akibat peningkatan program nuklir Korut.

Kebijakan baru Beijing itu tampaknya akan mengganggu stabilitas ekonomi Korut yang kini dipimpin oleh Kim Jong Un.  Pempimpin muda ini lebih banyak menantang negara besar di PBB.

Hubungan bilateral dan diplomatic Korut-China mulai merenggang setelah sanksi baru PBB diterapkan pada Maret lalu.

Pyongyang dalam sebuah saluran resmi Partai Pekerja, Rodong Sinmun, menyindir Beijing. Bahwa China saat ini telah menyerah dan lebih tunduk di bawah ketika Amerika Serikat dan mengabaikan persahabatan dengan Korut.

Usai gelar Konferensi Tingkat Tinggi Nuklir di Washington DC pekan lalu, Presiden AS Barack Obama dan Presiden China Xi Jinping telah besepakat meningkatkan kerja sama untuk denuklirisasi di Semenanjung Korea. Sanksi penuh akan diberikan kepada Pyongyang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com