Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Terbesar di Brasil Beralih Jadi Oposisi, Posisi Rousseff Terancam

Kompas.com - 31/03/2016, 06:42 WIB

Tim Redaksi

BRASILIA, RABU — Presiden Brasil Dilma Rousseff harus berjuang keras mencari dukungan di parlemen untuk menghindari pemakzulan. Posisinya terancam setelah mitra utama koalisi, Partai Gerakan Demokratik Brasil, menyatakan beralih menjadi oposisi.

Krisis politik di dalam negeri ini memaksa Rousseff membatalkan keberangkatannya ke Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (30/3), untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Keamanan Nuklir, yang berlangsung 31 Maret-1 April. Juru bicara kepresidenan hanya mengatakan, "dalam konteks politik saat ini, hal itu (kepergian ke AS) tak disarankan".

Sehari sebelumnya, Partai Gerakan Demokratik Brasil (PMDB), partai terbesar di parlemen Brasil, memutuskan aliansi dengan Partai Pekerja yang dipimpin Rousseff dalam koalisi pemerintah yang berkuasa. "Sejak hari ini, dalam pertemuan bersejarah, PMDB mundur dari pemerintahan Presiden Rousseff," ujar Senator Romero Juca, Wakil Ketua PMDB.

Proses pengambilan suara dan pengumuman yang dibacakan Juca itu selesai dalam waktu tiga menit di akhir pertemuan partai yang disiarkan langsung oleh televisi. Hal ini memuncaki perseteruan PMDB dan Rousseff sebagai sesama mitra koalisi.

Pada Senin, Menteri Pariwisata Henrique Eduardo Alves yang berasal dari PMDB mengundurkan diri. Dengan keluarnya partai ini dari koalisi, enam menteri asal PMDB lainnya di kabinet Rousseff diminta mundur atau harus menghadapi komite etik partai.

Isu pemakzulan

Mundurnya PMDB membuat Rousseff harus bekerja keras untuk bertahan dari rencana pemakzulan di parlemen. Kubu oposisi berniat memakzulkan Rousseff karena mantan gerilyawan ini dituduh memanipulasi anggaran untuk menyembunyikan defisit yang terus bertambah.

Akhir tahun lalu, usulan pemakzulan Rousseff disetujui untuk dibahas oleh Majelis Rendah. Pemungutan suara dijadwalkan paling cepat April. Rousseff harus mendapat dukungan sedikitnya sepertiga suara Majelis Rendah untuk dapat menghindari pemakzulan itu.

PMDB menguasai 69 kursi dari 513 kursi di Majelis Rendah. Dengan hengkangnya PMDB ke oposisi, koalisi pemerintah tinggal menguasai 252 kursi. Adapun usulan pemakzulan dapat diterima jika mendapat dukungan 342 suara.

"Jika Anda melihat angka-angkanya, pada dasarnya seperti itu," ujar Everaldo Morales, profesor ilmu politik Universitas Nasional Brasilia, tentang peluang Rousseff untuk bertahan.

Jika usulan pemakzulan diloloskan Majelis Rendah, sidang pemakzulan dilanjutkan di Senat. PMDB memiliki 18 suara di Senat. Jika sidang ini terjadi, kubu oposisi hanya membutuhkan 8 suara tambahan untuk mencapai 54 suara yang dibutuhkan untuk menggusur Rousseff.

Ketua PMDB Michael Temer, yang kini Wakil Presiden Brasil, akan menjadi presiden ad interim jika Rousseff berhasil digulingkan.

Eliseu Padilha, petinggi PMDB yang juga Menteri Penerbangan Sipil, memprediksi pemerintahan Rousseff hanya tinggal bertahan beberapa pekan. "Dalam waktu kurang dari tiga bulan kita akan memiliki pemerintahan baru," ujarnya.

Senator Aecio Neves, pemimpin partai oposisi PSDB yang dikalahkan Rousseff pada pemilihan presiden 2014, mengatakan, "Mundurnya PMDB dari koalisi pemerintah adalah paku terakhir dari sebuah peti jenazah."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com