Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Melihat Ada Aktivitas Baru China di Laut China Selatan

Kompas.com - 18/03/2016, 19:41 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat telah melihat ada aktivitas baru China di sekitar sebuah pulau karang yang dirampas dari Filipina, empat tahun lalu. Hal itu membuat Manila, Jumat (18/3/2016), marah besar mengecam Beijing.

Tentang adanya aktivitas terbaru China itu diungkap oleh Kepala Operasi Angkatan Laut AS, Laksamana John Richardson, Kamis (17/3/2016) di Washington DC.

Richardson menyatakan keprihatinan karena putusan pengadilan internasional terkait sengketa antara China dan Filipina diharapkan baru akan keluar pada beberapa minggu lagi.  Ia mengatakan, Washington sedang mempertimbangkan langkah terhadap Beijing.

Menurut Richardson , militer AS telah melihat aktivitas China di pulau karang Scarborough, di bagian utara gugus Kepulauan Spratly, 200 km barat dari garis pantai Subic, Filipina.

“Saya pikir,  kita melihat beberapa aktivitas kapal permukaan dan orang-orangnya.  Masalah ini menjadi perhatian, kemungkinan daerah lainnya akan direklamasi,” kata Richardson.

Ia mengatakan tidak jelas apakah aktivitas itu dekat dengan pulau karang itu, yang Cina diambil China pada tahun 2012. Putusan pengadilan arbitrase masih belum keluar ketika laporan itu muncul lagi.

Ditanya apakah China bisa menanggapi putusan pengadilan arbitrase di Den Haag, Belanda,  dengan mendeklarasikan zona identifikasi pertahanan udara (Adiz) seperti yang terjadi di Laut Cina Timur, tahun 2013? Richardson mengatakan, “Ini jelas mengkhawatirkan.”

“Kami hanya harus melihat apa yang terjadi,” katanya. “Kami berpikir tentang kontinjensi dan tanggapannya,” lanjut Richardson.

Perwira tinggi AL AS itu mengatakan, Washingon berencana untuk terus melaksanakan latihan besar-besaran di Laut Cina Selatan.

AS pernah menanggapi Adiz di Cina Timur Laut dengan menerbangkan pesawat pengebom B-52 melintasi zona untuk unjuk kekuatan pada November 2013.

Richardson mengatakan, kehadiran China di Laut China Selatan yang semakin kuat harus disikapi secara kolektif.  Kesediaan negara-negara lain di kawasan untuk bekerja sama pun telah meningkat, baik secara bilateral maupun multilateral.

 “Kamis harus piawai dalam hal bagaimana menyikapi masalah ini sehingga kami tidak memaksa salah satu mitra dalam posisi yang tidak nyaman di mana mereka harus membuat pengorbanan yang tidak dalam kepentingan terbaik mereka,” katanya.

Manila marah besar dan bereaksi keras terhadap Beijing dan kemungkinan akan melakukan patroli lebih banyak. Filipina telah menyewa tiga armada patroli dari Jepang untuk meningkat pengawasan ke wilayah yang dipersengketakan dengan China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com