Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI di Turki Diharapkan Waspadai Kemungkinan Serangan Bom

Kompas.com - 18/03/2016, 15:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia, Jumat (18/3/2016), mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di Turki untuk selalu waspada, menyusul serangkaian serangan bom di Ankara, ibu kota Turki, belakangan ini.

Medio Februari lalu, bom yang dipasang di mobil meledak di dekat area gedung pemerintahan di Ankara. Kejadian itu menewaskan 28 orang dan melukai 60 lainnya. Serangan terbaru di Ankara terjadi pada Minggu (13/3/2016), menyebabkan 37 orang tewas dan 125 orang terluka. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Christiawan Nasir, kepada CNN menyatakan, Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar RI di Ankara dan Konsulat Jenderal RI di Istanbul terus memonitor perkembangan yang terjadi di Turki. 

"Kami juga terus mengingatkan WNI untuk selalu waspada, hati-hati dan menjaga diri, khususnya menghindari tempat yang kiranya dapat menjadi target," ujar Tata, sapaan akrab Arrmanatha, ketika dihubungi CNN Indonesia.com pada Jumat ini.

Dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri RI yang dirilis pada awal pekan ini, KBRI Ankara belum mendapat informasi mengenai adanya korban WNI. Namun, KBRI Ankara akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di Turki untuk mendapatkan informasi yang lebih detail. 

Berdasarkan catatan KBRI Ankara, di Turki terdapat 1.553 WNI. Sebagian besar merupakan pekerja profesional dan mahasiswa.

Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa WNI yang memerlukan informasi dapat menghubungi nomor telepon KBRI Ankara, yakni +905321352298 dan +905338120760.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com