Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Pendukung Presiden Rousseff Demo di 30 Kota di Brasil

Kompas.com - 18/03/2016, 13:44 WIB

SAO PAULO, KOMPAS.com – Para pendukung Presiden Brasil, Dilma Rousseff (68), menyerukan untuk turun ke jalan, Jumat (18/3/2016) ini. Aksi itu sebagai pembelaan mereka terhadap aksi protes massa hari sebelumnya yang menuntut Rousseff turun.

Polisi menembakkan gas air mata dan melepaskan granat kejut untuk mencegah kerusuhan. Polisi bersiaga agar tidak terjadi bentrokan massa kedua kubu.

Kelompok pendukung Rousseff berencana untuk tidak saja melakukan aksinya di Brasilia, ibu kota Brasil, dan kota besar Sao Paulo. Mereka menyerukan agar aksi dukungan terhadap Rousseff digelar di lebih dari 30 kota lainnya di Brasil.

Mereka ingin mengadu kekuatan dengan tiga juta orang yang telah bergabung dalam demonstrasi anti-perintahan Rousseff, pekan lalu.

Demonstasi untuk mendukung Rousseff ini terjadi sehari setelah massa anti-pemerintahan Roussef menggelar protes di Brasilia, yang menuntutnya mundur.

Protes anti Rousseff ini juga terjadi beberapa jam setelah hakim federal merilis hasil percakapan telepon antara Rousseff dan mantan Presiden Lula da Silva (70) yang disadap polisi Brasil.

Dalam percakapan telepon itu, Rousseff ingin mengangkat Lula sebagai kepala stafnya yang memungkinkan Lula bebas dari jeratan dugaan kasus korupsi. Rousseff dituding diam-diam melindungi mentornya, Lula.

Akibat terungkapnya percakapan kedua tokoh itu dan ditambah aksi protes anti-pemerintah, pengadilan membatalkan rencana  Rousseff menggangkat Lula. Situasi di Brasil pun memanas.

Rousseff dan para sekutunya memerangi tuduhan korupsi dan berjuang dengan ketidakpuasan atas resesi yang mendalam. Rousseff menuduh oposisi mau "mengudeta" dirinya.

Peristiwa terungkapnya percakapan telepon Rousseff dengan Lula pada Kamis menyebabkan situasi semakin tak pasti. Presiden Roussef harus berjuang menghadapi kemarahan publik, kekacauan ekonomi, dan pecahnya koalisi di kongres.

Lula memimpin Brasil selama delapan tahun, yakni sejak 2003 hingga 2011. Ia dituding telah menerima sebuah apartemen mewah dan rumah sebagai suap dari eksekutif yang terlibat dalam kasus korupsi multi-miliar dollar AS di perusahaan minyak negara, Petrobras.

Lula dituduh memanipulasi rekening pemerintah untuk meningkatkan belanja publik selama kampanye tahun 2014 untuk pemilihan dirinya. Lula tentu saja menuding semua tudingan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com