Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kelaparan Melanda Korut, Ayah Kim Jong Un Risaukan Diabetes dan Libido

Kompas.com - 12/03/2016, 20:07 WIB

 

LONDON, KOMPAS.com – Ketika kelaparan hebat melanda Korea Utara pada tahun 1990-an, pemimpin Kim Jong Il mencemaskan berbagai hal pribadinya.  Dua hal di antaranya yang paling dirisaukan oleh ayah Kim Jong Un, pemimpin muda Korut saat ini, ialah diabetes dan hasrat seksual atau libidonya.

Ahli biologi Korut yang kemudian membelot, Kim Hyeongsoo, mengungkapkan hal itu dalam konferensi hak asasi manusia di London, Inggris, Jumat (11/3/2016), seperti dirilis Reuters, Sabtu (12/3/2016). Soal lain dirisaukan Jong Il ialah penyakit tuberkolis dan serangan jantung.

Hyeongsoo mengatakan, Jong Il lalu mengerahkan 130 ilmuwan dari universitas terbaik untuk dipekerjakan di sebuah pusat penelitian. Hal itu dilakukan untuk memastikan kesehatan pemimpin pertama Korut, Kim Il Sung, ayah Jong Un agar tetap sehat dan prima.

Jong Il mengambil alih kepemimpinan Korut sejak ayahnya meninggal pada 1994.  Namun, ketika kelaparan mendera negaranya, Jong Il mencemaskan kesehatan pribadinya. Ia takut diserang penyakit, dan ingin hidup lebih lama lagi. Ia ingin hasrat seksualnya tetap prima.

Para ilmuwan dan peneliti juga diminta membuat rokok berkualitas yang disukai Jong Il dengan meniru merek favorit di Barat, yakni Rothmans. Namun, tembakaunya harus  diimpor dari Afrika.  Pemimpinnya itu suka minum, merokok,  dan memiliki pacar muda.

Menurut Hyeongsoo, produk yang dikembangkan ilmuwan diuji pada manusia dan hewan. Ilmuwan yang terlibat disumpah untuk menjaga kerahasiaan, termasuk kepada keluarga mereka masing-masing. Lembaga penelitian dikelilingi penjaga bersenjata dan pagar listrik.

Pengerahan para ilmuwan atau peneliti untuk menjamin kesehatan dan kenikmatan pribadi mendiang pemimpin Korut Kim Jong Il  dan dilakukan ketika negara  sedang dilanda kelaparan hebat. Pada dekade 1990 itu,  ratusan ribu warga mengalami kelaparan tak tekendali.

Kelaparan hebat

Semua pekerjaan berbiaya besar itu terus berlanjut meski warga kelaparan. Sebagai ilmuwan yang telah disumpah, ia tidak tahu sejauh mana kelaparan terjadi hinga akhirnya ia pulang ke kota asalnya pada 1998 dan memukan mayat ayahnya tergeletak di jalan.

Sekitar satu juta orang diperkirakan tewas akibat kelaparan yang telah disalahkan pada kombinasi persoalan antara salah urus ekonomi, hilangnya dukungan Soviet, dan bencana alam.

Jong Il akhirnya meningal pada 2012, dan diambil alih oleh Kim Jong Un, yang saat ini sedang menggebu-gebu dalam proyek meningkatkan program senjata nuklirnya.

Kim Hyeongsoo akhirnya memutuskan untuk melarikan diri setelah menyaksikan eksekusi yang sangat mengerikan pada tahun 2008.

"Semua orang telah melihat eksekusi di depan umum di Korut," tambahnya. "Pada hari eksekusi semua tempat kerja dan sekolah harus tutup, harus menunda pelajaran sehingga masyarakat bisa hadir."

Hyeongsoo kemudian ditangkap dan disiksa oleh agen keamanan negara tapi berhasil melarikan diri. Ia kini menadi seorang guru yang tinggal di Seoul, ibukota Korea Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com