Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Kaukus" dalam Tahapan Pemilu AS

Kompas.com - 02/02/2016, 15:40 WIB
DALAM sistem politik di Indonesia, agak sulit untuk mencari padanan perihal kaukus sebagaimana diatur dalam proses pelaksanaan pemilu di Amerika Serikat. Di Indonesia, kaukus-sebagaimana disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia-adalah pertemuan tertutup antartokoh partai politik untuk merencanakan strategi, kebijakan, ataupun program yang akan dikemukakan dalam pertemuan terbuka partai.

Namun, di AS berbeda. Setidaknya dari siapa yang terlibat, dan tata cara yang digunakan. Kaukus -dan pemilihan pendahuluan atau primary- digunakan oleh partai politik AS untuk menentukan dukungan anggota partai bagi calon kandidat presiden AS di tiap partai. Pada akhirnya, calon yang mendapat dukungan terbanyak di tiap negara bagian akan dinominasikan oleh partai tersebut menjadi kandidat presiden AS dalam pemilu.

Di Iowa, dan sedikitnya di 14 negara bagian lain di AS yang menyelenggarakan kaukus, kaukus Partai Demokrat hanya diikuti pemilih aktif anggota partai yang berjumlah 584.000 orang. Total penduduk Iowa ialah 3,1 juta orang. Demikian halnya dengan Partai Republik. Sekretaris Negara Bagian Iowa mengatakan, jumlah pemilih aktif Republik di Iowa tercatat 611.000 orang. Selain itu, terdapat 725.000 pemilih yang tak berafiliasi pada partai tertentu.

Mereka yang telah berusia 18 tahun pada hari pemilu, 8 November, nanti diperbolehkan mengikuti kaukus. Pada 2012, kaukus di Iowa diikuti 20 persen pendukung Partai Republik dan 39 persen pendukung Demokrat.

Biasanya, kaukus digelar di tempat umum, seperti sekolah, perpustakaan, dan gedung pemerintah. Tak jarang, kedua partai menggelar kaukus di tempat sama. Personel militer atau warga AS yang tidak bisa hadir ke tempat kaukus dapat memberikan suara secara elektronik.

Metode berbeda

Namun, metode yang digunakan kedua partai sangat berbeda. Partai Republik mengumpulkan pemilih pada waktu dan tempat yang ditentukan. Setelah sejumlah urusan administrasi, setiap perwakilan kandidat akan membuat pidato singkat untuk menarik dukungan pemilih.

Setelah itu pemungutan suara dilakukan secara rahasia. Setelah proses pemungutan suara selesai dan perolehan suara dari berbagai tempat pemungutan dijumlahkan, hasil akhirnya kemudian diumumkan untuk mengetahui pemenang pada tingkat negara bagian. Dalam kaukus kali ini, sebuah sistem digital baru yang dikembangkan Microsoft akan digunakan untuk menggantikan sistem telepon.

Jika Partai Republik menggunakan metode pemungutan suara rahasia, tidak demikian dengan Demokrat. Kaukus yang digelar Partai Demokrat jauh lebih rumit, dan sama sekali tidak ada pemungutan suara rahasia.

Setelah formalitas awal, para pendukung setiap kandidat berkumpul pada satu area tertentu. Jika pendukung Hillary Clinton berkumpul di sisi kanan gedung pemilihan, pendukung Bernie Sanders akan berkumpul di sisi lain gedung itu. Jika dukungan bagi seorang kandidat kurang dari 15 persen jumlah pendukung yang hadir saat itu, ia akan dieliminasi. Para pendukung kandidat yang tereliminasi kemudian diundang untuk bergabung dengan kelompok dengan preferansi lain.

Prosesnya tidak berhenti hanya di situ. Masih ada proses penghitungan proporsional dari setiap konvensi wilayah di Iowa yang berjumlah 99 county.

Hanya saja, memenangi kaukus di Iowa belum menjamin setiap calon kandidat akan dinominasikan oleh partai, apalagi melenggang mulus ke Gedung Putih.

Pada 1992, misalnya, kaukus Partai Demokrat di Iowa dimenangi Tom Harkin. Namun, konvensi nasional Partai Demokrat kemudian menominasikan Bill Clinton yang akhirnya mengalahkan George HW Bush, petahana dari Partai Republik. (AFP/JOS)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Februari 2016, di halaman 10 dengan judul "Mengenal Kaukus".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com