Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Kecil di Italia Sambut Kelahiran Bayi Pertama dalam 28 Tahun

Kompas.com - 31/01/2016, 10:56 WIB
ROMA, KOMPAS.com — Warga Ostana, sebuah kota kecil di wilayah utara Italia, belum lama ini menyambut kelahiran seorang bayi.

Apa yang menyebabkan bayi ini begitu istimewa? Penyebabnya, ini adalah kelahiran pertama di kota itu setelah selama hampir 30 tahun. Bayi terakhir kota itu, Pablo, lahir pada 1987.

Kota yang terletak di pegunungan Piedmont itu mengalami penurunan populasi secara drastis selama satu abad terakhir.

Kota ini dulu pernah dihuni 1.000 orang. Namun, sejak itu, jumlah penduduk terus menurun.

Sebelum kelahiran Pablo, bayi terakhir lahir pada tahun yang sama, 1987. Kehadiran Pablo membuat jumlah warga menjadi 85 orang.

Wajar saja kelahiran Pablo menjadi hal istimewa bagi warga Ostana. Bayi itu pun sampai diarak keliling kota.

Menurut harian terbitan Italia, La Stampa, sepanjang tahun, Ostana hanya dihuni separuh dari jumlah penduduknya.

Seperti dilaporkan BBC, berbagai cara dilakukan pemerintah setempat untuk mendongkrak jumlah populasi dengan menciptakan lapangan pekerjaan.

Minimnya lapangan pekerjaan menjadi penyebab utama menyusutnya jumlah penduduk kota. Sebagian besar pergi ke daerah lain atau ke luar negeri untuk mencari kerja.

Bahkan, orangtua Pablo, si bayi terakhir, Silvia dan Jose, juga mempertimbangkan untuk pergi ke luar negeri.

Namun, mereka membatalkan niat itu setelah ditawari pekerjaan untuk mengelola sebuah peninggalan kuno di puncak sebuah gunung.

Ostana adalah satu dari banyak kota kecil dan pedesaan Italia yang mengalami penurunan jumlah penduduk karena para pemuda memilih pindah ke kota besar demi mendapatkan pekerjaan.

Eksodus warga ini membuat masa depan desa-desa indah di pegunungan Italia terancam.

Tahun lalu, sebuah kampanye digelar untuk menyelamatkan Civita di Bagnoregio, sebuah desa indah di puncak gunung yang terancam hancur karena erosi.

Desa itu dulunya dihuni 3.000 orang. Kini, penduduknya kurang dari selusin orang, meski 600.000 turis mengunjungi desa ini setiap tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com