Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Imigran Tewas di Perairan Yunani

Kompas.com - 23/01/2016, 04:40 WIB
KOMPAS.com- Empat puluh empat orang tewas setelah tiga kapal berisi pengungsi tenggelam pada Jumat (22/1/2016) di perairan Yunani.

Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel berupaya menekan Turki untuk memainkan peranan lebih luas dalam penanganan krisis migran yang memburuk di Eropa.

Di tengah cuaca musim dingin, ribuan orang mengungsikan diri. Namun, penderitaan terus mengiringi langkah mereka meninggalkan negaranya saat perjalanan berbahaya mengarungi Mediterania untuk mendapat hidup yang lebih baik di Eropa.

Para petugas penjaga pantai Yunani dan Turki menemukan keempat puluh empat migran tersebut, termasuk 20 anak, setelah kapal-kapal yang mereka tumpangi terbalik dalam perjalanan menuju Yunani.

Jerman dan Turki sejauh ini, menjadi pemain kunci dalam krisis migrasi, yang terparah mengguncang Eropa sejak Perang Dunia II itu.

Baik Merkel maupun Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, akan bekerja keras saat berunding di Berlin, tempat para pejabat kabinet kedua negara sedang melakukan pertemuan, Jumat.

Hasil pembicaraan tidak hanya penting bagi Merkel tetapi juga akan bergema di seantero Eropa. Di kawasan itu, opini publik makin keras terhadap masuknya gelombang pencari suaka.

Di dalam negeri, Merkel terus menghadapi tekanan untuk membatasi arus kedatangan pengungsi ke Jerman.

Negara-negara anggota Uni Eropa terpecah dalam mencari cara untuk mengakhiri krisis migran. Austria menjadi negara terbaru yang menyulut ketegangan atas keputusannya membatasi kedatangan para pencari suaka.

Menteri Luar Negeri Austria Sebastian Kurz mengatakan langkah itu menjadi "peringatan" untuk menekan Eropa mencari penyelesaian bersama.

Sejauh ini, Merkel menolak menerapkan pembatasan. Sepanjang tahun lalu, Jerman telah menerima kedatangan 1,1 juta pencari suaka.

Merkel, sebaliknya, menjanjikan "pengurangan dalam jumlah nyata" terhadap para migran yang baru dan mengandalkan pihak-pihak internasional untuk menjalankan upaya mengatasi persoalan itu.

Kanselir Jerman itu mendapatkan dukungan dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama, yang dalam pembicaraan telepon pada Kamis larut malam, menjanjikan padanya akan berkontribusi "secara substansial" pada konferensi donor Suriah, yang akan berlangsung pada Februari.

Pada pertemuan puncak para pejabat tinggi bisnis dan politik di Davos, Swiss, Menteri Luar Negeri AS John Kerry, juga menyerukan dunia internasional untuk meningkatkan bantuan sebesar 30 persen bagi para pengungsi.

Namun, Merkel sangat sadar bahwa Turki memiliki peranan kunci karena negara itu tidak hanya berbatasan dengan Suriah -yang tercabik perang- tapi juga menjadi batu loncatan bagi ribuan migran.

Merkel akan meminta Davutoglu untuk menyepakati dengan Uni Eropa upaya mengurangi jumlah migran yang berdatangan, antara 2.000 hingga 3.000 orang berdatangan setiap hari di Yunani dari Turki walaupun sudah ada kesepakatan 29 November.

Davutoglu,mengatakan ia bahkan tidak akan menanyakan soal dana tiga miliar euro yang dijanjikan Uni Eropa. Sebaliknya, ia akan mendesak agar mereka melakukan tindakan nyata.

"Kami tidak akan menanyakan soal uang, kami tidak akan merundingkan masalah uang... Bagi kami, ini adalah tugas kemanusiaan, karena itu masalahnya bukanlah bantuan keuangan," kata Davutoglu di Davos.

"Kami berharap langkah-langkah berikutnya adalah tindakan nyata untuk menanganani masalah ini," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com