Melalui media sosial Twitter, Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto mencuit, “Misi rampung: Kami menangkapnya.”
Menurut Nieto, penangkapan Guzman adalah "kemenangan melawan impunitas" sekaligus menunjukkan kepada rakyat Meksiko bahwa negara punya kemampuan untuk menjamin hukum dan peraturan.
“Tiada grup yang mustahil untuk dihadapi,” kata Nieto.
Guzman ditangkap usai baku tembak antara anak buahnya dengan marinir Meksiko di Los Mochis, sebuah kota pesisir di Negara Bagian Sinaloa, barat laut Meksiko.
Dalam penyergapan tersebut, sebanyak lima orang ditengarai meninggal dunia.
Pemerintah Amerika Serikat mengucapkan selamat kepada pemerintah Meksiko atas penangkapan Guzman. Dalam pernyataan resmi, Jaksa Agung Loretta Lynch mengatakan Guzman telah menyebabkan "kekerasan signifikan, penderitaan, dan korupsi di berbagai benua".
Meski demikian, Lynch tidak menyebut apapun mengenai kemungkinan Guzman diekstradisi ke AS.
Kabur
Guzman dikenal sebagai salah satu gembong terkuat di Meksiko. Kartel yang dia pimpin telah menyelundupkan berbagai jenis narkotika ke AS, termasuk kokain, heroin, dan metamfetamin.
Atas perbuatannya, Guzman telah dua kali dipenjara namun selalu berhasil kabur.
Dia pertama kali ditangkap di Guatemala pada 1993 dan melarikan diri dari penjara Puente Grande pada 2001 dengan cara bersembunyi di keranjang cucian dan menyuap petugas.
Setelah itu, dia menjadi buron selama 13 tahun dan ditangkap pada 2014. Akan tetapi, dia kembali kabur pada Juli 2015 dengan menggali terowongan sepanjang 1,5 km di dalam kamar mandi penjara Altiplano.
Pencarian besar-besaran kemudian dilakoni pemerintah Meksiko. Bahkan, pemerintah AS menawarkan hadiah sebesar US$5 juta atau Rp 69,6 miliar untuk informasi yang berujung pada penangkapannya.
Meski menjadi pemimpin kartel narkotika yang keji, Guzman dipandang sebagian khalayak di kampung halamannya sebagai Robin Hood modern. Di Negara Bagian Sinaloa, dia dikenal sering membantu kaum miskin dan menyediakan keamanan bagi rakyat jelata.
Kekayaan Guzman, yang dijuluki El Chapo atau "Si Pendek", ditaksir mencapai US$1 miliar atau Rp 13,9 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.