Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Suriah Masuk Eropa dengan Paspor dari ISIS

Kompas.com - 23/12/2015, 20:12 WIB

KOMPAS.com - Petugas kemanan Jerman mengonfirmasi "menjaring" sejumlah pengungsi asal Suriah yang memakai paspor "asli tapi palsu" yang dikeluarkan oleh negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.

Menteri dalam negeri negara bagian Bayern, Joachim Hermann seperti dikutip harian Bild, mengatakan, "Terdapat dugaan mereka ini menjalin kontak dengan ISIS".

Pasalnya, dua di antara pelaku serangan teror Paris diketahui memasuki Eropa via Yunani dengan menggunakan paspor "aspal" semacam itu.

Puluhan pengungsi Suriah menunjukkan paspor dengan ciri semacam itu saat memasuki Jerman bulan Oktober dan November lalu sebelum dilancarkannya seran angan teror Paris.

"Kami dapat memastikannya, karena pada saat itu membuat salinan paspor para pengungsi," ujar menteri dalam negeri Bayern, Hermann.

Nomor seri paspornya sama dengan nomor paspor yang dilaporkan dirampas oleh ISIS, tambah dia.

Namun sejauh ini diakui sulit mengambil langkah keamanan lanjutan.

"Walau terdapat dugaan, adanya penyusupan sejumlah anggota ISIS dengan menyamar sebagai pengungsi, tapi kami tidak bisa melacaknya dan tidak tahu lagi dimana keberadaan mereka," ujar Hermann.

Sebab, setelah registrasi awal, mereka diizinkan melanjutkan perjalanan. "Ini membuat kami kecewa", ujar mendagri Bayern itu.

ISIS jual paspor

Petugas keamanan Jerman melaporkan, saat menaklukan berbagai kota di Suriah, Irak dan Libya, kelompok militan ISIS berhasil "menyita" puluhan ribu buku paspor asli yang masih kosong.

Dari kota Raqqa di Suriah saja yang ditaklukan bulan Maret silam, ISIS merampas hampir 4.000 buku paspor blanko semacam itu.

Menimbang sangat banyaknya buku paspor blanko dari tiga negara yang dirampas ISIS, para petugas keamanan juga kesulitan memastikan, apakah pembawa paspor aspal itu anggota ISIS atau pengungsi sejati.

Diketahui, ada pasar jual beli paspor yang amat menggiurkan di kawasan konflik Suriah dan Irak. Dalam beberapa bulan belakangan, makin banyak pengungsi yang berusaha memasuki Eropa dengan membawa paspor "aspal" semacam itu.

Karena ancaman bahaya teror cukup nyata, Jerman memutuskan mengambil langkah antisipasi cepat.

Jerman mulai menerapkan lagi pemeriksaan satu-persatu paspor para pengungsi, terutama mereka yang datang dari Suriah.

Petugas keamanan kini mengakui, terdapat banyak ketidakcocokan antara paspor yang ditunjukkan dengan identitas pembawnya.

Sebelummya, menteri dalam negeri Jerman Thomas de Maiziere sudah mengindikasikan, dari sekitar satu juta pengungsi yang ditampung di Jerman, sekitar 30 persennya memakai paspor palsu atau "aspal".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com