Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Migran Telantar di Stasiun Kereta Budapest, Hongaria

Kompas.com - 03/09/2015, 08:20 WIB
BUDAPEST, KOMPAS.com — Sedikitnya 2.000 orang telantar di stasiun kereta internasional utama di Budapest, Hongaria, setelah pihak berwenang secara tiba-tiba berhenti mengizinkan para migran melakukan perjalanan ke Jerman dan Austria tanpa visa dari Uni Eropa.

Sebelumnya, sejak hari Senin (31/8/2015), pihak berwenang mengizinkan para migran yang telah berkemah di luar stasiun selama berpekan-pekan menaiki kereta tanpa pemeriksaan visa. Namun, mereka tampaknya membatalkan keputusan itu pada Selasa (1/9/2015) sehingga membuat ribuan calon penumpang telantar. Para pejabat mengatakan, mereka berusaha mengikuti peraturan Uni Eropa.

Hongaria adalah salah satu pintu masuk utama bagi para migran ke Uni Eropa dengan lebih dari 156.000 orang datang tahun ini. Berdasarkan peraturan Uni Eropa, para migran harus mencari suaka di negara pertama yang mereka masuki. Ini berarti Hongaria secara teknis mencegah para migran melintas masuk ke Austria dan Jerman.

Namun, Jerman mengumumkan pekan lalu bahwa negara itu akan mengizinkan warga Suriah mengajukan status pengungsi di dalam wilayahnya.

Peraturan pendaftaran yang tidak konsisten ini membingungkan banyak migran karena banyak di antara mereka tidak memiliki dokumen yang dibutuhkan dan uang untuk membeli tiket.

Sementara itu, layanan kereta Eurostar antara Inggris dan Perancis dihentikan selama beberapa jam Selasa malam karena adanya kecurigaan bahwa sejumlah migran ilegal memblokade jalur kereta itu.

Ratusan penumpang merasa frustrasi dan marah akibat penundaan tersebut, yang memengaruhi lima kereta dari Paris ke London. Tiga kereta pada akhirnya menyelesaikan perjalanan sementara dua lainnya kembali ke stasiun pemberangkatan. Para penumpang juga mengeluh karena listrik dan AC dimatikan selama mereka menunggu.

Kereta-kereta itu dihentikan menjelang masuk Eurotunnel, terowongan yang sering disebut juga Chunnel, setelah para pejabat Eropa mengingatkan bahwa sejumlah migran kemungkinan berada dalam terowongan itu, atau akan berusaha naik ke atas kereta untuk menyeberang dari satu negara ke negara lain. Para pejabat tidak menyebutkan apakah mereka sudah melakukan penangkapan.

Kota pelabuhan Calais di Perancis telah menjadi pusat bagi para imigran yang berusaha menyeberang ke Inggris melalui Eurotunnel. Namun, para pejabat mengatakan, jumlah orang yang berusaha menyeberang kini menurun menjadi 100 hingga 200 orang per malam, setelah sempat mencapai 200 orang per malam pada Juli lalu.

Hari Selasa, Organisasi Migrasi Internasional (IOM) mengatakan, lebih dari 350.000 migran telah melakukan perjalanan berbahaya menyeberang Laut Tengah tahun ini untuk menghindari kekerasan dan kemiskinan di Timur Tengah dan Afrika dan mencari kehidupan yang lebih baik di Eropa.

Badan antar-pemerintah itu mengatakan, lebih dari 234.000 di antara mereka mendarat di pantai-pantai Yunani, sekitar 114.000 di Italia, dan sejumlah kecil lainnya di Spanyol dan Malta. IOM mengatakan, sekitar 2.600 orang tewas, umumnya akibat tenggelam setelah berdesak-desakan di kapal-kapal yang buruk kondisinya dan dioperasikan para penyelundup manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com