Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"PhD Mama" di Australia dan Mitos Wanita Indonesia

Kompas.com - 27/08/2015, 11:12 WIB
Anda pernah membayangkan beratnya perjuangan para mahasiswa perempuan yang juga berstatus sebagai ibu dan harus menghabiskan waktu 4-5 tahun untuk menyelesaikan pendidikan doktoral mereka di luar negeri? Kanti Pratiwi yang sedang melanjutkan pendidikan di Universitas Melbourne menceritakan pengalamannya.
==================================

DI balik seorang perempuan hebat ada cinta yang gagal. Ini sebenarnya hanya mitos. Jika masih ada yang percaya dengan mitos itu, mereka perlu merenung dan menyimak tulisan ini.

Di tahun keempat saya menyelesaikan studi PhD di Melbourne University, saya merasa sungguh sangat beruntung karena dikelilingi wanita-wanita hebat, yang saya sebut "PhD Mama", yang sedang menapaki jalan serupa.

Perempuan-perempuan itu semuanya berkeluarga, oleh karenanya memiliki kewajiban di rumah layaknya istri dan ibu pada umumnya, diluar kewajiban sebagai seorang mahasiswa doktoral.

Di Australia, menjadi istri dan ibu saja sudah sulit luar biasa karena tidak ada kemewahan berupa asisten rumah tangga seperti yang kita nikmati saat di Indonesia.

Ditambah tugas-tugas terkait penelitian dari supervisor, tugas-tugas sebagai bagian dari tahun pertama perkuliahan (coursework), komitmen kelompok penelitian, jadwal presentasi di konferensi, pelatihan, studi lapangan dan lain sebagainya.

Semuanya dilakukan untuk menyelesaikan program-program riset yang sangat menarik dan menantang seperti melihat perilaku sel kanker, pemanfaatan ilmu komputer untuk manajemen kinerja, hingga menyelami diskursus anti korupsi dan aktivisme buruh migran Indonesia.

Riset yang dilakukan selama empat tahun pun tak ayal menyedot energi fisik dan psikis. Bekerja sampai larut malam atau saat akhir pekan terkadang tak terhindarkan.

Belum lagi keharusan traveling saat menghadiri konferensi di kota berbeda.

Memasak secara maraton saat akhir pekan, curi membaca saat si kecil tidur, berbelanja di hari-hari diskon, mengatur shift menjemput anak dengan teman, meracik obat-obatan rumahan untuk batuk pilek musiman, adalah beberapa tips lifehack yang sering dibagikan perempuan-perempuan ini.

Beberapa dari perempuan hebat ini juga masih menyempatkan untuk menjadi relawan dalam kegiatan-kegiatan komunitas Indonesia maupun komunitas lain di Victoria.

Para perempuan ini memberikan inspirasi untuk saya setiap harinya. Mereka ini seakan punya sumber energi yang tiada habisnya.

Saya percaya, salah satu sumbernya adalah cinta dalam hidup mereka: suami dan anak-anak, yang tentunya bukan cinta yang gagal.

Sebagian besar suami dari para perempuan ini mendampingi istri-istri mereka untuk menempuh hidup baru sebagai mahasiswa doktoral di Australia.

Meninggalkan karir maupun bisnis yang sudah susah payah digeluti, suami-suami itu  memberikan dukungan penuh untuk istri-istri mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com