Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2015, 12:45 WIB
HONGKONG, KOMPAS.com — Ratusan pria dan perempuan Hongkong sengaja memakai bra di luar baju mereka guna menentang keputusan pengadilan terhadap seorang perempuan yang dituduh menyerang seorang polisi senior menggunakan payudaranya.

Aksi bertajuk "Breast Walk" itu digelar di luar markas polisi di kawasan Wan Chai, Hongkong. Mereka mengenakan bra, bahkan ada yang melambaikan bra seraya mengatakan "payudara bukanlah senjata".

Sejumlah demonstran yang berpartisipasi dalam aksi tersebut mengaku bersimpati terhadap Ng Lai-ying, perempuan berusia 30 tahun, yang dihukum penjara selama tiga bulan dan 15 hari karena dituduh menyerang Kepala Inspektur Chan Ka-po saat demonstrasi Maret lalu.

Padahal, menurut Ng, justru Chan yang menyentuh payudaranya tatkala barisan demonstran berhadapan dengan aparat.

Ketika kasus ini dibawa ke pengadilan, hakim mengatakan, Ng sengaja mendorong payudaranya ke arah Chan sehingga dia bisa menuding polisi senior itu bertindak asusila.

Pengadilan lalu memutuskan Ng bersalah menyerang Chan dan mencoba merusak reputasi polisi.

Dia menggunakan "identitas perempuan untuk mendukung tudingan bahwa seorang anggota polisi telah melecehkannya". Demikian kata hakim Michael Chan Pik-kiu sebagaimana dikutip surat kabar South China Morning Post.

Mengada-ada

Vonis terhadap Ng kemudian justru memantik aksi protes ratusan orang. Dalam demonstrasi yang diwarnai dengan aksi memakai bra, para demonstran mengatakan keputusan hakim "mengada-ada".

"Kami melakukan aksi yang cukup ganjil ini untuk mengatakan kepada dunia betapa mengada-ada (vonis pengadilan)," kata James Hon, seorang pensiunan guru yang turut memakai bra untuk menyokong Ng.

Ng Cheuk-ling, demonstran lainnya, mengaku tidak habis pikir dengan hukuman yang dijatuhkan.

"Bagaimana mungkin payudara menjadi senjata? Polisi harus meninjau ulang panduan mereka saat menangani demonstran perempuan," katanya kepada kantor berita AFP.

Surat kabar South China Morning Post melaporkan, para demonstran kemudian membubarkan diri setelah mengajukan petisi kepada polisi Hongkong.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com