Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Serangan Bom Bunuh Diri, Chad Larang Wanita Kenakan Burka

Kompas.com - 21/06/2015, 09:31 WIB
N'DJAMENA, KOMPAS.com - Keputusan pemerintah Chad untuk melarang perempuan negeri itu mengenakan burka yang dibuat dua hari setelah serangan bom bunuh diri di ibu kota N'Djamena ditanggapi beragam umat Muslim Chad.

Meski demikian, pemerintah tetap mempertahankan keputusannya yang disebut sebagai bagian dari strategi negeri itu memerangi terorisme. "Mengenakan burka harus dihentikan sekarang juga," kata Perdana Menteri Kalzeube Pahimi Deubet kepada para pemimpin agama negeri itu.

Banyak perempuan Muslim Chad mengenakan burka, yang hanya memperlihatkan mata orang yang mengenakannya, yang biasanya berwarna hitam. Namun, PM Deubet mengatakan semua pakaian yang "hanya memperlihatkan mata pemakainya" dinyatakan terlarang.

Keputusan tersebut diambil setelah serangan bom bunuh diri di ibu ota menewaskan 33 orang dan mengakibatkan lebih dari 100 orang lainnya terluka.

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas aksi maut tersebut. Namun, pemerintah Chad menuding kelompok Boko Haram menjadi dalang peristiwa tersebut.

Selama pemberontakan di Nigeria, Boko Haram kerap melakukan aksi bom bunuh diri. Terkadang pelaku aksi itu adalah para perempuan yang menyembunyikan bahan peledak di balik burka mereka.

Di negeri di mana umat Muslim berjumlah 53 persen dari total populasi, maka keputusan untuk melarang berbagai jenis kerudung, termasuk burka, memicu reaksi beragam.

"Mengenakan burka bukan berasal dari kebudayaan Chad. Gaya berpakaian seperti ini berasal dari tempat lain dan tidak diwajibkan oleh Al Quran," kata Abdelsadick Djidda (45) yang berprofesi sebagai guru.

Di sisi lain, banyak umat Muslim Chad yang terkejut dengan langkah pemerintah yang diambil bertepatan dengan kedatangan bulan suci Ramadhan itu.

"Bukan orang yang mengenakan burka yang melakukan aksi bom bunuh diri dan pakaian ini sudah menjadi pakaian sehari-hari banyak warga Chad," kata Hassan Barka, seorang ahli mesin.

"Sangat sulit mengimplementasikan larangan ini. Mungkin butuh waktu untuk memberikan pemahaman," tambah Barka.

Langkah pemerintah Chad yang melarang perempuan Muslim mengenakan kerudung, khususnya burka, adalah yang pertama di Afrika.

Beberapa negara Afrika lainnya, seperti Tunisia, pernah mengambil langkah sama untuk mengurangi meningkatnya serangan teroris namun Tunisia menjalankan langkah itu secara bertahap dan bersifat sementara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com