Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Culik 500 Bocah Irak untuk Dijadikan Pengebom Bunuh Diri

Kompas.com - 02/06/2015, 19:45 WIB
BAGHDAD, KOMPAS.com - Sejumlah pejabat Irak khawatir 500 orang anak-anak yang diculik Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam beberapa pekan terakhir ini akan menjalani cuci otak untuk dijadikan pasukan bom bunuh diri atau tentara anak-anak.

Anak-anak itu diculik dari provinsi Anbar dan Diyala, sebelum dibawa ke basis-basis ISIS untuk nantinya digunakan dalam berbagai serangan teror. Demikian pernyataan pejabat di kedua provinsi itu.

Ketakutan itu cukup beralasan karena ISIS diketahui berulang kali menggunakan anak-anak sebagai pelaku bom bunuh diri, tentara bahkan algojo.

Sekitar 400 orang anak-anak diculik dari provinsi Anbar, di sebelah barat Baghdad, ketika ISIS menyerbu desa Ar Rutba, Al-Qaim, Anah dan Rawa.

Anggota dewan provinsi Anbar, Farhan Mohammen kepada kantor berita Turki Anadolu mengatakan anak-anak itu kemudian dibawa ke basis-basis ISIS di Irak dan Suriah.

Sementara itu, Letnan Jenderal Kasim Al-Saidi mengatakan sekitar 100 orang anak diculik ISIS dari provinsi Diyala dan kemungkinan besar mereka akan dijadikan "pengantin" atau dilatih menjadi tentara.

"ISIS akan mencuci otak anak-anak itu dan mengubah mereka menjadi pasukan pengebom bunuh diri," kata Al-Saidi kepada kantor berita Anadolu.

Bulan lalu, ISIS dikethaui memaksa anak-anak etnis minoritas Yazidi yang mereka tangkap untuk bertempur atau menjadi pelaku bom bunuh diri. Seorang anggota parlemen Irak dari etnis Yazidi mengatakan basis terkuat ISIS di kota Raqqa, Suriah dan Tal Afar, Irak menjadi pusat pelatihan anak-anak yang diculik itu.

"Mereka menggunakan boneka untuk mengajari anak-anak itu cara memenggal musuh, lalu anak-anak itu dipaksa menonton pemenggalan dan terkadang mereka dipaksa membawa kepala yang sudah terpenggal sebagai cara menghilangkan rasa takut dari hati mereka," ujar seorang pejabat Irak kepada stasiun televisi NBC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com