Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Polisi Baltimore Didakwa Akibatkan Kematian Pemuda Kulit Hitam

Kompas.com - 22/05/2015, 18:04 WIB

BALTIMORE, KOMPAS.com — Dewan juri pengadilan kota Baltimore, AS, mendakwa enam polisi yang diduga menyebabkan kematian Freddie Gray, seorang pemuda yang mengalami cedera parah dan belakangan tewas setelah berada di dalam tahanan.

Dakwaan yang ditujukan terhadap keenam polisi tersebut berbeda-beda. Namun, sebagian besar dikaitkan dengan penyerangan, kecerobohan, dan aksi tidak sengaja yang menyebabkan kematian.

Jaksa Negara Bagian, Marilyn Mosby, mengatakan, leher Gray patah ketika dia diborgol dan dimasukkan ke mobil polisi. Mosby juga menuding para polisi berkali-kali mengabaikan permohonan Gray untuk mendapat pengobatan.

Gray terluka saat ditangkap polisi di Sandtown pada 12 April. Dia mengalami koma dan meninggal sepekan kemudian.

Namun, pengacara keenam polisi itu menegaskan bahwa kliennya tidak bersalah. Mereka, kata pengacara Michael Davey, 'bertindak dengan patut' dan 'sesuai dengan apa yang didapat dalam pelatihan' kepolisian.

Kematian Gray itu kemudian memicu protes warga kulit hitam di Baltimore. Aksi unjuk rasa itu kemudian berubah menjadi aksi kekerasan. Rangkaian kekerasan itu memaksa Gubernur Maryland Larry Hogan menerapkan status darurat dan mengerahkan garda nasional.

Kepolisian mencatat telah melakukan 34 penahanan sejak unjuk rasa dimulai. Adapun 15 polisi mengalami cedera akibat terkena lemparan batu dan botol.

Warga yang tidak terima dengan kematian Gray kemudian melancarkan protes di luar Balai Kota Baltimore pada 25 April lalu. Sekitar 1.200 orang menghadiri demonstrasi tersebut. Unjuk rasa serupa lalu melebar ke berbagai kota besar di AS, seperti di Washington DC, New York, Boston, dan Philadelphia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com