Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-gempa, Nepal Rentan Diserang Wabah Penyakit

Kompas.com - 05/05/2015, 16:42 WIB

KATHMANDU, KOMPAS.com — Sejumlah lembaga bantuan internasional, Selasa (5/5/2015), memperingatkan bahwa Nepal menghadapi risiko serius wabah berbagai penyakit seusai dihantam gempa yang menewaskan lebih dari 7.000 orang itu.

Jumlah lokasi pengungsian yang terbatas, air yang tercemar, dan buruknya sanitasi dapat mengakibatkan penyakit kolera, disentri, dan penyakit-penyakit lain akibat air yang terkontaminasi.

Komite Darurat Bencana asal Inggris (DEC) menyebutkan, di beberapa wilayah, warga membuang air di tempat terbuka, dan hal ini perlu diatasi segera.

Seorang juru bicara DEC, sebuah komite yang merupakan gabungan dari 12 lembaga amal, mengatakan telah menerima laporan mengenai wabah diare dan infeksi dada.

Lembaga-lembaga di bawah naungan DEC bekerja untuk menyediakan tempat penampungan darurat yang lebih baik, serta memastikan air minum dan sanitasi menjadi bagian dari respons darurat.

Skala dan biaya aspek ini masih sedang diteliti. Namun jelas bahwa tindakan itu diperlukan sekarang sebelum musim hujan dimulai pada bulan Juni, seperti disampaikan seorang juru bicara.

"Kolera adalah endemik di Nepal sehingga wabah tidak akan mengejutkan. Tahun lalu, 600 orang terjangkit kolera. Pada tahun 2009, wabah besar berdampak pada lebih dari 300.000 orang," tambah sang juru bicara.

Distribusi bantuan

Setelah seruan bantuan dari DEC, dana yang telah terkumpul sejauh ini lebih dari 33 juta poundsterling atau sekitar Rp 650 miliar. Selain itu, Pemerintah Inggris telah memberikan bantuan kemanusiaan sebesar 17,5 juta poundsterling atau Rp 345 miliar sampai saat ini.

Truk-truk air bersih dikirim ke berbagai kamp pengungsi, mendirikan toilet di kamp-kamp tersebut, serta mendistribusikan bantuan kesehatan keluarga dan memberikan informasi mengenai pentingnya cuci tangan.

Seorang anggota tim penyelamat asal Inggris juga memainkan peran kunci dalam upaya bantuan yang dilakukan, menyusul gempa Nepal.

Di antaranya, upaya bantuan yang dilakukan Tim SAR Internasional Inggris yang dikerahkan Departemen Pembangunan Internasional telah membawa seorang gadis berusia empat tahun dengan cedera kaki serius ke rumah sakit darurat.

"Air dan sanitasi masih sangat kritis pada tahap ini karena mereka yang terkena dampaknya umumnya jauh lebih rentan terhadap penyakit," kata Glynnis Brooks, kepala kesehatan, air, sanitasi, dan kebersihan di Palang Merah Inggris.

"Mengingat skala kerusakan infrastruktur dekat dengan pusat gempa, rehabilitasi pasokan air akan memakan waktu sehingga sangat penting bahwa lembaga-lembaga kemanusiaan membantu pemerintah dengan menyediakan pasokan air bersih," tambah dia.

Di antara lembaga anggota DEC, Oxfam telah menyediakan air dan sanitasi di empat kamp pengungsi di lembah Kathmandu, dan Action Aid telah mendistribusikan bingkisan disinfektan untuk membersihkan diri bagi 2.500 orang di daerah Khokana dan Paanga, di luar Kathmandu.

Sementara itu, organisasi Care telah memberikan jeriken dan barang-barang kebersihan, termasuk sabun. Organisasi ini juga mendistribusikan tablet pemurni air untuk orang-orang yang rentan terhadap penyakit akibat air yang tercemar, misalnya diare.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com