Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Orang yang Terlibat Penembakan Malala Dibui Seumur Hidup

Kompas.com - 30/04/2015, 21:00 WIB
KOMPAS.com — Sebuah pengadilan di Pakistan menetapkan penjara seumur hidup bagi 10 orang karena terlibat dalam penembakan aktivis remaja Malala Yousafzai. Malala dijadikan sasaran karena berkampanye melawan Taliban, yang menentang pendidikan bagi anak perempuan.

Militan Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap Malala, yang dalam perjalanan pulang dari sekolah di Kota Swat, barat laut ibu kota Islamabad.

Ke-10 orang itu diadili di sebuah pengadilan anti-terorisme. Mereka merupakan terpidana pertama dalam serangan itu.

Seorang pejabat keamanan mengatakan, tidak satu pun dari empat atau lima orang yang melakukan serangan terhadap Malala berada di antara 10 orang yang dijatuhi hukuman itu. "Yang pasti, mereka (yang telah divonis itu) berperan dalam perencanaan dan pelaksanaan upaya pembunuhan terhadap Malala," kata seorang pejabat polisi di Swat yang menolak untuk diidentifikasi karena ia tidak berwenang berbicara kepada media.

Polisi yakin, pria bersenjata yang menembak Malala telah lolos melintasi perbatasan ke Afganistan. Beberapa orang lain, termasuk pemimpin Taliban Pakistan, Fazlullah, dicari sehubungan dengan serangan terhadap Malala. Fazlullah, yang juga berasal dari Swat, diyakini telah bersembunyi di Afganistan timur.

Malala menderita luka serius dalam serangan itu, dan diterbangkan ke Inggris untuk perawatan. Dia tetap tinggal di sana hingga saat ini. Dua siswi lainnya juga terluka dalam serangan itu.

Sejak saat itu, Malala menjadi simbol perlawanan dalam perang melawan gerilyawan yang beroperasi di daerah etnik Pashtun di Pakistan barat laut.

Dalam sebuah pidato di PBB tahun 2013, yang membuat hadirin bertepuk tangan dan bangun dari kursi mereka untuk memberi apresiasi, Malala mengatakan bahwa serangan terhadapnya justru melahirkan kekuatan dan keberanian. "Saya bahkan tidak membenci Taliban yang menembak saya," katanya. "Bahkan jika ada pistol di tangan saya dan dia berdiri di depan saya, saya tidak akan menembaknya. Pepatah bijak 'pena lebih tajam dari pedang' benar adanya. Para ekstremis itu takut terhadap buku dan pena."

Malala menjadi terkenal pada tahun 2009, saat masih berusia 11 tahun, lewat blog di BBC berbahasa Urdu, yang melaporkan penderitaan hidup di bawah pemerintahan Taliban di Swat.

"Para teroris ini takut akan kekuatan perempuan, dan mereka tidak membiarkan kami pergi ke sekolah karena pendidikan akan membuat kami lebih kuat. Itulah sebabnya mereka menghentikan kami," kata Malala suatu ketika. "Saya menyadari bahwa pendidikan sangat penting, dan Anda harus pergi ke sekolah, serta harus belajar dan berjuang untuk pendidikan."

Malala memenangi Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2014. Ia menjadi orang termuda yang meraih penghargaan bergengsi itu.

Malala tidak bisa kembali ke tanah airnya karena ancaman Taliban, yang akan membunuh dia dan anggota keluarganya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com