Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi Terluka Parah karena Serangan Udara

Kompas.com - 22/04/2015, 15:13 WIB
KOMPAS.com — Pemimpin Negara Islam atau ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, terluka parah karena terkena sebuah serangan udara di Irak barat. Harian Inggris, Guardian, melaporkan hal itu pada Selasa (21/4/2015) dengan mengutip sejumlah sumber.

Sebuah sumber di Irak yang punya hubungan dengan kelompok teror itu mengungkapkan, Baghdadi menderita luka serius dalam sebuah serangan koalisi pimpinan AS pada Maret lalu. Sumber tersebut mengatakan, luka Baghdadi pada awalnya mengancam jiwanya. Namun, ia berangsur pulih. Walau mulai pulih, dia belum bisa kembali mengendalikan organisasi itu dari hari ke hari.

Luka Baghdadi telah memicu pertemuan genting para pemimpin ISIS, yang awalnya yakin bahwa ia akan mati dan mereka pun membuat rencana untuk mengangkat pemimpin baru.

Dua orang pejabat, seorang diplomat Barat dan satu lagi penasihat pemerintah Irak, secara terpisah membenarkan serangan yang berlangsung pada 18 Maret di Al-Baaj, sebuah distrik di Niniwe, dekat perbatasan Suriah. Guardian menyatakan, sudah ada dua laporan sebelumnya, yaitu pada November dan Desember, tentang Baghdadi yang terluka, meskipun tidak satu pun yang akurat.

Diplomat tersebut memastikan sebuah serangan udara terhadap sebuah konvoi yang terdiri dari tiga mobil terjadi pada tanggal itu di antara Desa Umm al-Rous dan Al-Qaraan. Serangan tersebut menyasar pemimpin lokal ISIS dan diyakini telah menewaskan ketiga orang itu. Pada waktu itu, tidak ada yang tahu bahwa Baghdadi berada di salah satu mobil tersebut.

Hisham al-Hashimi, pejabat Irak yang memberi masukan kepada Baghdad tentang ISIS, mengatakan kepada Guardian, "Ya, ia (Baghdadi) terluka di Al-Baaj, di dekat Desa Umm al-Rous pada 18 Maret bersama sebuah kelompok yang bersama dengan dia."

Para pejabat AS tidak dapat memastikan laporan itu. "Kami tidak dapat mengonfirmasi laporan itu," kata seorang juru bicara Pentagon.

Baghdadi diketahui telah menghabiskan sebagian besar waktunya di Al-Baaj, sekitar 200 kilometer di sebelah barat Mosul yang merupakan basis ISIS. "Dia memilih daerah itu karena dia tahu dari perang yang terjadi bahwa orang Amerika tidak banyak melintasi daerah tersebut," kata seorang sumber. "Dari tahun 2003 (militer AS) hampir tidak pernah hadir di sana. Itu adalah salah satu bagian Irak yang mereka belum petakan."

Al-Baaj, sebuah daerah suku Sunni, sudah lama tetap berada di luar kontrol negara, bahkan pada masa rezim Saddam Hussein, dan dianggap sebagai tempat yang aman bagi para militan sejak tahun 2004 dan setelahnya.

Menurut Guardian, warga setempat sudah lama menggunakan jaringan penyelundupan serta lembah-lembah dan jalur-jalur kecil untuk mengimpor barang dari wilayah Suriah terdekat dan ke bagian lain wilayah Sunni Irak di Nineveh dan Anbar. Al-Qaeda di Irak dan semua inkarnasinya, termasuk ISIS, punya akses tak terbatas ke sebagian besar rute-rute itu sampai Al-Baaj menjadi fokus pengawasan AS pada awal tahun ini.

Baghdadi setidaknya satu kali bersinggungan dengan kematian saat sejumlah jet tempur Amerika menyerang sebuah konvoi yang terdiri dua mobil di pinggiran Mosul pada 14 Desember. Pembantu dekatnya, yaitu Auf Abdul Rahman al-Efery, tewas ketika sebuah roket yang ditembakkan dari sebuah pesawat tempur menghantam salah satu mobil itu. Baghdadi diyakini berada di mobil kedua yang tidak terkena tembakan. Dia pun selamat.

Dalam beberapa bulan terakhir, serangan udara semakin efektif dalam menyasar para pimpinan ISIS. Wakil Baghdadi, Abu Muslim al-Turkmani, dan kepala operasi militer kelompok itu di Irak keduanya tewas pada awal Desember.

Setelah merebut kendali atas wilayah luas di Irak dan Suriah pada Juni tahun lalu, dan mengancam kota Baghdad dan Irbil, ISIS baru-baru ini kehilangan wilayah yang cukup besar di kedua negara itu. Sebuah serangan yang dipimpin milisi Syiah dan militer Irak bulan lalu telah berhasil mengambil kembali kota Tikrit serta wilayah seluas 7.000 kilometer persegi di tengah negara itu.

Serangan Kurdi dari utara pada Januari telah berhasil merebut kembali wilayah seluas 20.000 km persegi.

Kedua serangan itu tampaknya membuka jalan bagi serangan ke Mosul. ISIS tetap menguasai penuh Mosul serta Provinsi Anbar dan banyak wilayah Suriah timur.

Perbatasan antara kedua negara itu sebagian besar tak berfungsi dan, meskipun ada serangan udara, kelompok itu tetap mengendalikan enam titik perlintasan yang memungkinkan aliran dana, petempur, dan senjata. Baghdadi telah menyatakan wilayah luas dari bagian timur Aleppo hingga Irak tengah menjadi bagian dari kekhalifahan yang dipimpinnya.

Menurut sumber Guardian, walau Baghdadi memegang otoritas sebagai pemimpin agama, ancaman konstan dari udara telah menyebabkan beberapa perintah dan keputusan strategis dibuat oleh anggota lain dalam kepemimpinan kelompok itu. Sejak Baghdadi terluka, militer dan Dewan Syura ISIS telah semakin menonjol dalam pengambilan keputusan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com