Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilot British Airways Bunuh Istri lalu Rencanakan Kecelakaan Pesawat

Kompas.com - 30/03/2015, 12:12 WIB
KOMPAS.com — Kasus seorang pilot British Airways (BA) yang membunuh mantan istrinya dalam sebuah serangan dengan menggunakan palu kemudian merencanakan untuk menjatuhkan pesawat jumbo jet yang dipilotinya "demi memberikan sebuah kesan" menunjukkan bahwa maskapai penerbangan tidak melakukan hal yang cukup untuk memantau kondisi mental para awak mereka. Teman dan keluarga korban pembunuhan itu mengemukakan hal tersebut menyusul kecelakaan pesawat Germanwings yang diduga disengaja oleh kopilotnya yang sedang tertekan.

Seorang pilot BA, Robert Brown (47 tahun), memukul mantan istrinya, Joanna, setidaknya 14 kali dengan palu pada 2010, setelah sebuah proses perceraian yang getir dan mahal.

Brown sedianya akan menerbangkan sebuah jumbo jet Boeing 747 dari Heathrow ke Lagos pada hari berikutnya, tetapi tiba-tidak melaporkan sakit pada menit terakhir. Brown mengatakan pada sidang pengadilan atas dirinya, "Saya tidak ingin menjadi seorang suami yang membunuh istrinya dan kemudian dirinya sendiri dan tak ada yang peduli (setelah itu). Saya pikir, jika saya pergi bekerja, saya bisa menjatuhkan pesawat terbang atau terbang ke Lagos dan menjatuhkan pesawat itu di sana. Saya ingin untuk membuat sebuah kesan."

Dia dihukum karena pembunuhan dan bisa meyakinkan juri bahwa ia menderita stres yang ekstrem akibat masalah perkawinannya.

Pada Minggu (29/3/2015) malam, teman-teman Joanna dan keluarganya mengatakan, bencana Germanwings pekan lalu, yang menewaskan 150 orang, menunjukkan bahwa maskapai penerbangan masih belum mampu memantau kesehatan mental para pilot mereka secara ketat. Ibu Joanna, Diana Parkes, mengatakan, "Robert Brown bisa menggunakan kondisi mentalnya untuk lolos dari (dakwaan) pembunuhan terencana terhadap putri saya, dan ia masih terus terbang sebagai kapten BA hingga beberapa hari sebelum putri saya dibunuh. Klaimnya di pengadilan bahwa ia berencana untuk menjatuhkan sebuah penerbangan komersial sehari setelah ia membunuh putri saya merupakan sesuatu yang mengerikan untuk didengar dan belum pernah ada pengakuan dari British Airways bahwa ada pelajaran yang dapat diambil dari kasus itu."

Hetti Barkworth-Nanton, 48 tahun, yang merupakan sahabat karib Joanna, mengatakan, ada "kesamaan mengerikan" antara masalah Brown dan Andreas Lubitz yang telah dengan sengaja menjatuhkan pesawat Germanwings bernomor penerbangan 4U9525 di Pegunungan Alpen, Perancis. Dia mengatakan, "Ketika saya melihat sejumlah foto Lubitz dalam running kit-nya, hal itu membuat bulu kuduk saya berdiri. Brown juga seorang pelari yang kompetitif. Namun, kesamaan tragis itu tidak berakhir di sana. Keduanya seharusnya tidak diizinkan untuk terbang dan menempatkan nyawa para penumpang dalam bahaya."

Konsultan bisnis itu mengatakan, praktik menilai para pilot setiap 12 bulan tidak cukup ketat. "Penilaian terakhir Robert pada bulan Desember dan dia membunuh Jo pada Oktober," tambahnya. "Dia tampaknya menyebutkan stres akibat perceraiannya dalam penilaian, tetapi kemudian diberi lampu hijau untuk terbang. Tidak ada tindak lanjut oleh maskapai penerbangan untuk melihat apakah stresnya semakin parah dan rekan-rekan kepada siapa dia menceritakan kondisinya tetap diam karena mereka khawatir dia akan dipecat dan kehilangan penghasilannya."

Setidaknya, ada lima kecelakaan udara fatal lainnya yang telah dimasukkan ke dalam kategori disebabkan oleh aksi bunuh diri pilot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com