Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Leluhur Lee Kuan Yew di Guangdong Akan Dijadikan Obyek Wisata

Kompas.com - 26/03/2015, 19:00 WIB
BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah provinsi Guangdong, China berencana menjadikan rumah leluhur mendiang bapak bangsa Singapura, Lee Kuan Yew menjadi sebuah tempat tujuan wisata.

Untuk mewujudkan rencana itu, pemerintah provinsi Guangdong berencana menginvestasikan uang sebesar 40 juta yuan atau sekitar Rp 84 miliar.

Rumah leluhur Lee Kuan Yew, yang terletak di wilayah Dabu dan sudah menarik perhatian warga setempat, akan diwarnai dengan karakteristik budaya Haka. Demikian harian terbitan Singapura, The Strait Times.

Rencana ini diumumkan beberapa hari setelah wafatnya Lee Kuan Yew. Namun, rencana pemerintah Guangdong itu justru dikecam warga Singapura yang menganggap rencana itu sekadar mengeksploitasi ketenaran Lee Kuan Yew.

"Mencoba untuk menggunakan ketenaran beliau untuk sebuah keuntungan. Saya ragu apakah ayah tercinta kami (Lee Kuan Yew) bahkan pernah menginjakkan kakinya di rumah yang dibangun kakek buyutnya itu," kata Jess Lee, seorang warga Singapura.

"Jadi bagaimana rumah itu bisa dilestarikan demi menghormati beliau? Seharusnya pemerintah melestarikan kediamannya di Oxley meski ini melanggar pesan beliau," tambah Jess Lee mengacu pada kediaman pribadi Lee di Singapura.

"Kediaman Lee Kuan Yew adalah Singapura dan Singapura adalah rumah beliau. Jangan membuat orang bingung," kata seorang pengguna internet di Singapura.

Seorang pengguna internet lainnya, Chester Chen, membela rencana pemerintah Guangdong melestarikan rumah leluhur Lee Kuan Yew itu.

"Dalam masyarakat dan budaya China, adalah hal biasa menghormati seseorang dalam sebuah garis keturunan yang dianggap sebagai orang hebat. Jadi sebaiknya kita berbangga karena China mengakui prestasi seorang keturuanan China dan menghormatinya," ujar Chester.

Kediaman leluhur Lee Kuan  Yew yang dinamai Zhonghandi itu dibangun oleh kakek buyutnya Li Muwen pada 1884 dari penghasilannya setelah merantau ke Singapura. Antara 2007-2008, rumah itu dan wilayah sekitarnya dipugar pemerintah setempat. Demikian dikabarkan harian terbitan Hongkong Wen Wei Po.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com