Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia, Indonesia, dan Malaysia Uji Coba Sistem Pelacakan Pesawat Baru

Kompas.com - 02/03/2015, 14:21 WIB
KOMPAS.com — Australia akan ambil bagian dalam percobaan gabungan untuk memperbaiki kemampuan melacak pesawat, insiatif ini merespon tragedi hilangnya pesawat milik Maskapai Malaysia Airline MH370 lebih dari satu tahun lalu. Hal ini diungkapkan Wakil Perdana Menteri Australia, Warren Truss.

Dengan mengandalkan sistem baru, sekarang semua pesawat terbang yang tengah melintas di kawasan terpencil di atas samudra akan dilacak keberadaannya oleh sistem ini setiap 15 menit, bukan lagi pada interval 30 sampai 40 menit.
 
Wakil Perdana Menteri Australia Warren Trust mengatakan, tragedi hilangnya pesawat di atas samudra seperti yang menimpa pesawat MH370 dengan 239 penumpang dan awak pada 8 Maret tahun lalu membuat semua pihak menyoroti soal mekanisme pemantauan pesawat.
 
"Pendekatan baru ini memungkinkan perbaikan pemantauan itu dilakukan demi memantau penerbangan jarak jauh dan tentu saja akan memberikan keyakinan yang lebih besar kepada publik terhadap keamanan penerbangan tanpa memerlukan investasi teknologi tambahan pada maskapai penerbangan," ujarnya.

"Inisiatif ini mengadaptasi teknologi yang sudah ada dan telah digunakan oleh lebih dari 90 persen pesawat yang melayani rute penerbangan jarak jauh dan akan memungkinkan petugas pengawas lalu lintas penerbangan dapat merespons lebih cepat jika ada pesawat yang mengalami masalah atau keluar dari jalur rencana penerbangannya. Saya terutama sekali menyambut baik dilibatkannya pengawas lalu lintas penerbangan dari Indonesia dan Malaysia untuk membentu insiatif regional ini," katanya.
 
Kepala Pelayanan Penerbangan Australia (Airservices Australia) Sir Angus Houston mengatakan, mekanisme baru ini akan memungkinkan otoritas penerbangan melakukan pelacakan pesawat lebih akurat dan merespons lebih cepat terhadap situasi yang tidak lazim.
 
"Sistem baru ini juga penting dalam mengenali kalau ini bukan sekadar solusi sesaat, tapi juga merupakan langkah penting dalam upaya melakukan perbaikan yang bersifat segera terhadap pendekatan kita saat ini dalam melacak pesawat sambil mencari solusi komprehensif yang tengah kita upayakan saat ini," kata Angus Houston.
 
"Mayoritas maskapai juga mendukung inisiatif keamanan penerbangan yang penting ini dan mengenai pentingnya kerja sama sebagai bagian dalam pendekatan regional yang tentu saja akan berkontribusi pada aksi global," tambahnya.
 
Dalam uji coba sistem baru ini, AirService Australia akan memantau penerbangan jarak jauh di wilayah udara Australia yang mencakup 11 persen dari permukaan dunia dengan menggunakan teknologi pelacak keberadaan obyek berbasis satelit.
 
Otoritas penerbangan dunia, baik International Civil Aviation Organisation (ICAO) maupun International Air Transport Association (IATA), akan mengumumkan dukungan mereka dalam upaya untuk meningkatkan pemantauan pada pesawat yang tengah melintas di wilayah udara yang terpencil di masa depan.
 
Pemerintah Malaysia pada Januari lalu telah mendeklarasikan status hilangnya pesawat MH370 dan secara resmi mengategorikan insiden hilangnya pesawat tersebut karena kecelakaan di mana semua penumpang dan awak yang berjumlah 93 orang, termasuk 6 di antaranya adalah warga Australia, diyakini telah meninggal.
 
Australia sendiri telah memimpin upaya pencarian pesawat itu selama lebih dari satu tahun.

Pencarian saat ini difokuskan pada dasar laut yang terletak 1,6 kilometer di barat Perth.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com