Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghargaan untuk Pangeran Philip Picu Kontroversi di Australia

Kompas.com - 27/01/2015, 10:37 WIB
KOMPAS.com - Penghargaan tertinggi dari pemerintah Australia yang dianugerahkan kepada Pangeran Philip dari Inggris telah memicu kontroversi. Keputusan yang diambil PM Tony Abbott dan diumumkan Senin (26/1/2015), dikritik karena masih banyak orang Australia yang lebih layak menerimanya.

Kritikan bahkan datang dari kolega PM Abbott sendiri di kabinet. Menurut mereka, keputusan PM Abbott mengejutkan dan sama sekali tidak diduga bahwa ia akan memberikannya kepada seorang bangsawan Inggris.

Sejumlah menteri kabinet kepada ABC mengaku geram dan tidak percaya bahwa PM Abbott akan menjatuhkan pilihan penghargaan tahun ini kepada Duke of Edinburgh.

Bahkan dua politisi asal Queensland, Ewen Jones dan Warren Entsch, menyebut keputusan ini "keliru dan bodoh".

Menurut Ewen Jones, seharusnya Gubernur Jenderal Australia lebih layak menerima penghargaan ini, bukannya seorang bangsawan Inggris.

"Memang Tony Abbott secara pribadi sangat menyukai sistem monarki," katanya. "Jadi ini merupakan keputusan pribadinya, tidak ada hubungannya dengan keputusan pemerintah," tambah Jones.

Anggota parlemen lainnya juga mengecam keputusan PM Abbott ini dan menyebutnya sebagai keputusan bodoh.

Senator dari jalur independen, Nick Xenophon, mengatakan Pangeran Philip telah memiliki semua gelar kebangsawanan. Senator Xenophon mengatakan keputusan ini justru sangat memalukan.

Namun, sejumlah menteri kabinet justru mendukung keputusan itu. Menhan Australia Kevin Andrews misalnya menyatakan, kontribusi Pangeran Philip sangat layak untuk mendapatkan penghargaan.

Senator Michaelia Cash menyatakan secara pribadi ia setuju Pangeran Philip memiliki rekor pelayanan masyarakat dalam konteks persemakmuran dan Australia.

Menteri lainnya Mathias Cormann mengatakan Pangeran Philip telah berjasa bagi ribuan anak muda di Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com