Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Tangkap Puluhan Peternak Burung Dara di Irak

Kompas.com - 22/01/2015, 21:31 WIB
BAGHDAD, KOMPAS.com — Seorang petani di Provinsi Diyala, Irak, merasa hancur setelah putranya yang berusia 21 tahun ditangkap anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) hanya karena pemuda itu memiliki hobi beternak burung dara.

Abu Abdullah (52) mengatakan, awal pekan ini, enam orang bersenjata datang ke kediamannya dan langsung membawa pergi putranya. Para anggota ISIS itu mengatakan, kegemaran pemuda itu memelihara burung dara membuatnya lupa untuk memuja Tuhan.

"Putra saya sedang berdiri di samping saya. Saya tanya apa alasan mereka menangkap putra saya. Mereka katakan, putra saya tak menjalankan ajaran Islam. Kegemarannya memelihara burung dara membuatnya lupa memuja Tuhan," kata Abu Abdullah.

Keenam anggota ISIS itu tak hanya menangkap putra Abdullah. Mereka juga memasukkan semua burung dara peliharaannya, memasukkan hewan-hewan itu ke dalam karung, dan membakar karung tersebut. Setelah pembakaran itu usai, mereka langsung membawa putra Abdullah.

"Saya memohon kepada mereka setidaknya mereka memberi tahu ke mana mereka membawa anak saya dan apa yang akan mereka lakukan kepada dia," tambah Abdullah.

Abdullah melanjutkan, keenam orang itu hanya mengatakan, pemuda itu dibawa untuk diajukan ke pengadilan syariah.

"Mereka memukuli putra saya dan memasukkannya ke dalam mobil. Saya memohon kepada mereka. Namun, saya memohon kepada pelaku kriminal bukan sesama umat Muslim," lanjut Abdullah.

Ternyata, para anggota ISIS itu tak hanya menangkap putra Abu Abdullah. Mereka memeriksa seluruh desa dan menangkap semua pemuda berusia 16 hingga 22 tahun yang kedapatan memelihara burung dara.

Kegemaran warga setempat memelihara burung dara sebenarnya sudah ada sejak lama. Warga memelihara burung ini untuk berbagai kepentingan, misalnya untuk balapan burung, dipelihara, atau dikonsumsi dagingnya.

"Kami tak berdaya sama sekali. Saya tahu cepat atau lambat mereka akan membunuh putra saya. Kini saya tinggal menunggu seseorang mengabarkan kematian anak saya sehingga saya bisa membawa pulang jasadnya dan memakamkannya," kata Abdullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Mirror
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com