Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Tunjuk 20 Kardinal Baru, Kebanyakan dari Negara Berkembang

Kompas.com - 05/01/2015, 14:39 WIB
VATICAN CITY, KOMPAS.COM - Paus Fransiskus, Minggu (4/1/2015), menujuk 20 kardinal baru. Mayoritas mereka berasal dari Afrika, Asia dan Amerika Latin, daerah yang semakin penting saat dukungan untuk Gereja Katolik Roma bergeser dari basis tradisionalnya di Eropa. Sebanyak 15 kardinal baru itu, yang dianggap sebagai "pangeran gereja", berusia di bawah usia 80 tahun. Itu berarti, mereka berhak untuk bergabung dengan konklaf yang akan memilih pengganti Paus.

Saat mengumumkan nama-nama para kardinal baru itu, Paus Fransiskus mengatakan mereka berasal "dari 14 negara dari setiap benua (dan) memanifestasikan hubungan yang tak terpisahkan antara Gereja Roma" dan gereja-gereja di seluruh dunia.

Daftar nama para kardinal baru itu mencakup tiga orang dari Afrika, lima dari Amerika Latin serta lima dari Asia-Pasifik.

Uskup Soane Patita Paini Mafi dari Tonga, Pasifik, menjadi kardinal pertama dari wilayah  Polinesia. Dia berusia 53 tahun dan akan menjadi yang termuda. John Dew, Uskup Agung Wellington, Selandia Baru, yang juga ada dalam daftar itu, menjelaskan bahwa penunjukan Mafi sebagai "berita bagus" untuk kawasan tersebut. "Meskipun kami secara geografis jauh dari sebagian besar dunia, Paus Fransiskus telah pergi ke pinggiran dunia untuk menujuk kardinal baru," katanya dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Uskup Agung Daniel Sturla, orang kedua dari Uruguay yang diangkat sebagai kardinal, mengatakan dia "terkejut" dengan kehormatan itu, yang datang kurang dari setahun setelah ia diangkat sebagai uskup agung Montevideo.

Walau berbagai negara diwakili dalam pilihan itu, orang Eropa masih menyumbang kelompok terbesar dengan jumlah tujuh orang, termasuk tiga orang Italia.

Fransiskus, yang telah melakukan reformasi di tubuh pemerintahan Vatikan yang dikenal sebagai Curia, hanya menujuk satu kardinal dari dalam Vatikan, yaitu Uskup Agung Dominique Mamberti, seorang Perancis. Dia sebelumnya bertugas sebagai menteri luar negeri Vatikan.

Setelah para anggota baru Dewan Kardinal itu secara resmi dikukuhkan pada tanggal 14 Februari, maka akan ada 228 anggota Dewan Kardinal, termasuk 125 orang yang bisa memilih dalam konklaf.

Para kardinal baru mencerminkan perubahan dalam demografi gereja, yang telah bergeser ke Afrika, Amerika Latin dan Asia di abad yang lalu. Ben Mendoza, direktur program Catholic Office for Emergency Relief and Refugees di Bangkok, mengatakan langkah menunjuk tiga kardinal Asia merupakan "sesuatu yang sangat positif". "Sinyal yang datang dari Paus adalah diversifikasi kepemimpinan gereja ... Dia mengubah citra gereja agar lebih global dan kurang terfokus pada Vatikan," kata Mendoza. "Kita berada dalam era globalisasi dan gereja harus mengikuti itu jika mau bertahan."

Tahun 1910, sekitar 65 persen umat Katolik dunia tinggal di Eropa dengan 24 persen di Amerika Latin dan Karibia, kata sebuah studi lembaga think tank Amerika, Pew Research Center, tahun 2010. Pada tahun 2010, Amerika Latin menyumbang 39 persen umat Katolik dunia sementara 16 persen berada di Afrika dan 24 persen di Eropa.

Berikut adalah 20 kardinal baru itu, yang dikelompokkan berdasarkan wilayah:

Eropa:

Uskup Agung Dominique Mamberti dari Perancis

Uskup Agung Francesco Montenegro dari Italia

Uskup Agung Luigi De Magistris Italia (tidak ikut dalam konflaf)

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com