Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia dan 4 Negara Bekas Uni Soviet Bangun Aliansi Eurasia, Efektif Per 1 Januari

Kompas.com - 24/12/2014, 00:12 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis


MOSKWA, KOMPAS.com
- Rusia dan empat negara bekas Uni Soviet, Selasa (23/12/2014), sepakat membentuk aliansi ekonomi baru untuk mendorong integrasi di antara mereka. Aliansi yang beranggotakan Rusia, Belarus, Kazakhtan, Armenia, dan Kyrgyzstan tersebut akan efektif berlaku per 1 Januari 2015.

Selain memberlakukan perdagangan bebas, aliansi ini juga mengoordinasikan sistem keuangan para anggotanya, mengatur bersama industri dan kebijakan pertanian, serta mengembangkan jaringan transportasi dan pasar tenaga kerja.

Sebelumnya, Rusia telah berupaya melibatkan pula Ukraina dalam aliansi ini. Namun, Presiden Ukraina yang didukung Moskwa telah dipaksa mundur pada Februari 2014 sebagai akhir dari demonstrasi panjang di negara itu.

Rusia lalu menduduki semenanjung Crimea di tepi Laut Hitam Ukraina, dan milisi pro-Rusia membuat perlawanan pula di kawasan timur Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan persekutuan baru ini akan menghasilkan gabungan output ekonomi senilai 4,5 triliun dollar AS, setara sekitar Rp 56.250 triliun dan menyejahterakan 170 juta orang.

"Integrasi Eurasia ini berdasarkan prinsip saling menguntungkan dan memperhitungkan kepentingan bersama," kata Putin setelah pertemuan yang memastikan pembentukan aliansi ini.

Sudah ada masalah

Namun, Presiden Belarus Alexander Lukashenko "merusak suasana" dengan menyuarakan tudingan bahwa Moskwa telah merusak kepentingan ekonomi Belarus lewat pembatasan ekspor ke Rusia.

Belarus yang terjepit di antara Rusia dan dua negara anggota Uni Eropa--Polandia dan Lithuania--telah mendapatkan keuntungan besar dari sanksi larangan impor makanan Uni Eropa bagi Moskwa.

Dengan adanya sanksi Barat untuk Rusia itu, Belarus selama ini mengimpor makanan dari Uni Eropa lalu menjualnya ke Rusia.

Rusia membalas kelakuan Belarus itu dengan menghentikan impor susu dan daging yang merupakan komoditas asli Belarus, dengan menyebutkan kecurigaan soal kesehatan sebagai alasan.

Selain itu, Rusia juga melarang bahan pangan asal Belarus yang akan dikirim ke Kazakhstan untuk transit di semua wilayah Rusia. Alasan yang dipakai Rusia kali ini adalah kekhawatiran produk itu sebenarnya akan dijual di Rusia.

"Melanggar semua hukum internasional, kami telah berhadapan dengan larangan transit," ujar Lukashenko. "(Larangan transit) itu berlaku begitu saja secara sepihak tanpa pernah ada pembicaraan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com