Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kekhalifahan Islam Didukung?

Kompas.com - 27/10/2014, 10:24 WIB
KOMPAS.COM - Pada bulan Juni, kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS menyatakan pembentukan kekhalifahan yang meliputi sebagian wilayah Suriah dan Irak.

ISIS yang terkenal brutal memang jauh dari pemahaman Islam pada umumnya tentang kekhalifahan, lapor wartawan BBC Edward Stourton.

Tetapi survei yang dilakukan Gallup pada tahun 2006 tentang warga Islam di Mesir, Maroko, Indonesia, dan Pakistan menyebutkan dua pertiga responden mendukung tujuan "menyatukan semua negara Islam" dalam sebuah khalifah baru.

Khalifah yang berasal dari kata Arab berarti wakil atau pengganti dan di Alquran hal ini dikaitkan dengan pemerintahan yang adil.

Dan bagi warga Islam Sunni saat ini, yang kebanyakan hidup di bawah rezim otokratis, ide sebuah kekhalifahan berdasarkan prinsip pemerintahan tanpa paksaan, kemungkinan besar sangat menarik.

Kebesaran Islam

Sebagian penganut Islam juga tertarik dengan kekhalifahan karena hal ini membangkitkan kebesaran Islam. Zaman Khalifah yang Benar diikuti oleh kekhalifahan kerajaan Umayyad dan Abbasid.

Masa keemasan Islam juga ditandai dengan kebesaran pemikiran dan kreatifitas kebudayaan. Istana Abbasid di Baghdad menganggap penting sastra dan musik, di samping kemajuan bidang kedokteran, ilmu pengetahuan dan matematika.

Rekayasa?

ISIS menggunakan berbagai unsur sejarah kekhalifahan untuk mencapai tujuannya.

Seragam hitam dan bendera kelompok ini mirip dengan jubah hitam pakaian kerajaan Abbasid di abad ke delapan, kata ahli sejarah Hugh Kennedy.

Nama asli mereka, Negara Islam Irak dan Levant mengingatkan orang pada masa ketika tidak terdapat batas wilayah pada kedua negara. Hal ini menyebabkan kedua wilayah ini menjadi bagian dari kekhalifahan besar Islam.

Dan keberhasilan ISIS sejauh ini menguasai sejumlah wilayah di Irak dan Suriah tampaknya dipandang mewakili kuatnya keinginan bagi terbentuknya kekhalifahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com