Seperti ramai diberitakan oleh media lokal di Australia, Profesor Spurr mengirimkan surat elektronik yang isinya sangat rasial. Ia, misalnya, menggambarkan "kebanyakan orang Aborigin sebagai sampah". Ia juga menjuluki Perdana Menteri Tony Abbott sebagai "Abo-lover" dan Nelson Mandela sebagai "Darky".
Universitas Sydney University melalui pernyataan tertulis menjelaskan, "Profesor Spurr dirumahkan sementara dari tugas-tugas mengajar serta kegiatan lainnya terkait dengan universitas."
Selain itu, Spurr juga untuk sementara dilarang datang ke kampus hingga permasalahan ini selesai diselidiki. "Tindakan rasial, seksis, dan penghinaan sama sekali tidak dibenarkan dalam lingkungan universitas," demikian dikatakan dalam pernyataan itu.
Dalam review-nya atas kurikulum nasional itu, ternyata Spurr merekomendasikan sebaiknya pendidikan untuk warga Aborigin dikurangi dan Australia seharusnya lebih fokus pada budaya Barat saja.
Menteri Pendidikan Australia Christopher Pyne menanggapi kasus ini dengan mengatakan bahwa hal itu adalah urusan Spurr sendiri. Menteri Pyne membantah penunjukan Prof Spurr sebagai anggota tim review kurikulum nasional merupakan keputusan pemerintah.
Dikatakan, pemerintah hanya menunjuk Profesor Ken Wiltshire dan Dr Kevin Donnelly untuk memimpin tim review, tetapi pemerintah tidak terlibat jika Spurr kemudian masuk sebagai salah seorang anggota tim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.