Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Bebaskan Warga Inggris yang Disekap ISIS, Pria Ini Malah Ditahan

Kompas.com - 07/10/2014, 17:53 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Mantan tahanan Guantanamo, Moazzam Begg, mengaku pernah menawarkan bantuan kepada pemerintah Inggris untuk membebaskan Alan Henning dari sekapan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun, tawaran itu ditolak dan dia malah dijebloskan ke penjara.

Begg mengaku dihubungi kerabat dan sahabat Alan Henning, supir taksi asal Inggris yang diculik saat menyalurkan bantuan di Suriah pada akhir 2013 lalu. Mereka, kata Begg, meminta bantuannya untuk membebaskan Henning.

“Saya lalu campur tangan dengan menghubungi sejumlah kelompok yang bisa menekan mereka (para penyekap Henning) untuk melepaskan para individu tersebut. Masalahnya, pemerintah dalam upayanya untuk mengkriminalisasi saya, menolak untuk menindaklanjuti apa yang saya coba lakukan,” kata Begg kepada BBC.

Dalam usahanya untuk menghubungi pemerintah Inggris, Begg bertemu dengan mantan Menteri Luar Negeri Alistair Burt.

Beberapa pekan kemudian, Begg justru ditahan dan dikirim ke Penjara Belmarsh, sebelah tenggara London, atas tuduhan terlibat dalam pelatihan teroris di Suriah antara 9 Oktober 2012 hingga 9 April 2013.

Dia juga dituding terlibat dalam upaya pendanaan kelompok teroris di Suriah. Namun, klaim Begg, intelijen Inggris mengetahui pergerakannya selama di Suriah.

Melalui pengacaranya, Begg mencoba bertemu lagi dengan Kementerian Luar Negeri Inggris. Begg ingin membuat pesan video dan menyampaikannya dalam bahasa, istilah, dan konteks yang dimengerti pihak ISIS.

Begg mengklaim pemerintah Inggris tidak merespons permohonannya selama tiga pekan. Ketika perwakilan pemerintah akhirnya berkunjung ke penjara, kata Begg, mereka ingin dia  menyampaikan pesan melalui perantara yang mereka pilih.

Begg dibebaskan dari penjara pekan lalu setelah tujuh dakwaan yang berkaitan dengan terorisme kepadanya digugurkan.

Begg telah ditahan di Pakistan pada 2002 dan dibawa ke fasilitas tahanan di Bagram, Afghanistan. Di sana, dia menghabiskan setahun untuk kemudian dipindahkan ke penjara Guantanamo, Kuba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com