Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sotloff, Wartawan AS yang Dipenggal ISIS, Beri Hidupnya demi Informasi

Kompas.com - 03/09/2014, 11:49 WIB
KOMPAS.COM — Wartawan Amerika Serikat, Steven Sotloff, yang dieksekusi oleh kelompok milisi Negara Islam atau ISIS di Irak disebut sebagai jurnalis profesional yang mengorbankan nyawanya demi mendapatkan informasi untuk publik.

Militan ISIS merilis video yang menunjukkan pemenggalan Sotloff dan mengklaim tindakan itu adalah balasan atas kebijakan Presiden AS Barack Obama yang menggempur kantong-kantong pemberontak itu di Irak.

Sotloff adalah sandera berkebangsaan AS kedua yang dibunuh oleh kelompok itu. Sebelumnya, ISIS telah membunuh James Foley.

Seorang teman Sotloff, pembuat film AS, Matthew Van Dyke, mengatakan kepada BBC, "Ia adalah seorang yang sangat profesional dan tidak ada alasan hal ini harus terjadi kepadanya."

Sotloff diculik di dekat Aleppo di Suriah utara pada Agustus 2013. Ia telah bekerja untuk majalah Time, Foreign Policy, dan Christian Science Monitor dari Mesir, Libya, dan Suriah.

Editor Time, Nancy Gibbs, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia "sangat terpukul dan sedih dengan laporan tentang kematian Steven Sotloff". "Ia memberikan hidupnya sehingga para pembaca akan memiliki akses informasi terhadap sejumlah tempat-tempat paling berbahaya di dunia," kata dia.

Video eksekusi kedua ini signifikan meskipun hal ini sudah diperkirakan dan sangat disesali. Hal ini menunjukkan bahwa serangan udara AS yang menghentikan ruang gerak ISIS di Irak utara telah mengakibatkan kerugian besar terhadap organisasi itu dan merusak rencana mereka memperluas perebutan wilayah Kurdistan.

Lantaran tidak mampu menyerang balik jet-jet Amerika, ISIS merespons dengan bentuk informasi yang mereka tahu akan membuat takut banyak orang di Barat.

Obama telah memerintahkan pengiriman 350 orang tentara tambahan ke Baghdad untuk melindungi Kedutaan Besar AS di ibu kota Irak tersebut.

Ia juga akan mengirim para pejabat tinggi ke Timur Tengah untuk "membangun kemitraan regional yang lebih kuat" guna menentang kelompok Daulah Islamiyah. Demikian kata Gedung Putih pada Selasa (3/9/2014) seperti dilaporkan kantor berita Associated Press.

Sekretaris Pers Pentagon, Laksamana John Kirby, menambahkan bahwa langkah itu akan membuat jumlah total personel militer AS yang bertanggung jawab terhadap keamanan diplomatik di Irak menjadi 820 orang.

Pengumuman Gedung Putih ini datang pada hari yang sama ketika kelompok ISIS merilis video eksekusi Steven Sotloff dan meningkatkan tekanan dalam konfrontasi ISIS dengan Washington terkait serangan udara AS terhadap pemberontak di Irak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com