Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faksi Bersenjata Libya Ambil Alih Paviliun Kedutaan AS

Kompas.com - 01/09/2014, 11:43 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.COM - Anggota sebuah milisi Libya mengambil alih sebuah paviliun Kedutaan Besar AS yang telah ditinggalkan di Tripoli. Namun para milisi itu belum masuk ke kompleks utama kedutaan. AS telah mengevakuasi semua stafnya dari kedutaan itu bulan lalu, kata sejumlah pejabat.

Sebuah video di YouTube menunjukkan penyerobotan fasilitas diplomatik itu oleh mereka yang diyakini sebagai kelompok milisi yang sebagian besar berasal dari kota Misrata di barat laut Libya. Puluhan orang, sebagian bersenjata, terlihat bergembira di teras kolam renang.

Libya diguncang kekerasan faksional terburuk sejak jatuhnya Moammar Khadafy tahun 2011, dan aliansi pimpinan kota Misrata, yang sebagian berhaluan Islam, kini mengontrol Tripoli.

Pengambilalihan kompleks kedutaan itu dapat memberikan pukulan simbolik lain bagi Washington terkait kebijakannya terhadap Libya. Sejumlah negara Barat cemas Libya sedang menuju sebuah negara gagal hanya tiga tahun setelah perang yang didukung NATO yang mengakhiri kekuasaan Khadafy.

AS telah menarik semua personel kedutaannya dari Tripoli pada 26 Juli lalu. AS membawa diplomatnya melintasi perbatasan ke Tunisia di bawah penjagaan pasukan bersenjata, di tengah meningkatnya bentrokan antara faksi yang bertikai di Libya.

Paviliun tersebut, tampaknya merupakan tempat tinggal para diplomat, terletak sekitar dua kilometer dari kompleks utama kedutaan. Semua bahan yang sensitif telah dihancurkan atau disingkirkan dari situs diplomatik AS di ibukota sebelum evakuasi dilakukan.

Keamanan di Libya menjadi subjek perdebatan terutama bagi AS karena serangan 11 September 2012 terhadap misi diplomatik AS di Benghazi, di mana kaum militan menewaskan Duta Besar AS Chris Stevens dan tiga warga Amerika lainnya.

Duta Besar AS saat ini untuk Libya, yaitu Deborah Jones, dalam sebuah pesan di Twitter, mengatakan bahwa rekaman YouTube itu, yang tampaknya di-posting oleh seorang videografer amatir, sepertinya memperlihatkan "pavilun perumahan misi AS tetapi (saya) tidak bisa pastikan." Jones, yang kini berbasis di Malta, mengatakan, kompleks utama kedutaan "sekarang sedang dijaga dan belum dijarah."

Pemerintah AS yakin, kompleks utama kedutaan masih utuh dan belum dikuasai, kata seorang pejabat AS di Washington kepada Reuters. Pejabat itu mengatakan pada Minggu bahwa walau area kolam paviliun perumahan penuh dengan para penyusup, tidak ada indikasi apapun tentang adegan serupa di kompleks utama kedutaan.

Kelompok Misrata menolak untuk mengakui pemerintah pusat Libya dan parlemen yang dipilih, yang telah pindah ke kota Tobruk yang terletak Libya timur yang terpencil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com