Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2014, 14:24 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.com — Seorang pria AS tewas saat berperang untuk ISIS di Suriah pada akhir pekan lalu. Hal itu merupakan bukti terbaru tentang jangkauan kelompok teror itu yang menjadi semakin kuat dan ditakuti warga Amerika.

Douglas McAuthur McCain (33 tahun) tewas dalam sebuah pertempuran antara kelompok-kelompok ekstremis yang saling bersaing di pinggiran kota Aleppo, Suriah, yang tadinya merupakan ibu kota komersial dan kota terbesar. Demikian dilaporkan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, kelompok pemantau konflik Suriah yang berbasis di London, Inggris.

Paman pria itu, Ken McCain, mengatakan, keponakannya pergi berperang sebagai anggota militan dan bahwa Departemen Luar Negeri AS telah memberi tahu keluarga tentang kematian itu pada Senin (25/8/2014).

McCain bukan warga AS pertama yang ikut berperang bersama gerilyawan di Suriah. Jaksa Agung AS, Eric Holder, memperkirakan bahwa pada musim panas ini ada 7.000 militan asing di negara Timur Tengah yang dilanda perang itu. "Puluhan orang Amerika, mungkin mencapai 100 orang," berada di antara mereka yang telah mencoba untuk bergabung dengan berbagai kelompok militan di sana, kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf, kepada CNN.

McCain juga bukan militan AS pertama yang tewas di Suriah. Kaum militan menyebut peran seorang pria usia 22 tahun, yang diidentifikasi Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki sebagai Moner Mohammad Abu-Salha, yang tumbuh dan masuk sekolah di Florida di dalam sebuah aksi bom bunuh diri di Suriah utara.

Sejauh ini, hanya sedikit yang diketahui publik tentang kehidupan McCain. Dia masuk San Diego City College, meskipun juru bicara tempat itu, Jack Beresford, tidak menjelaskan kapan McCain masuk dan berapa lama dia berada di sana.

Beberapa tahun yang lalu, kata pamannya, McCain pindah agama dari Kristen ke Islam. Perpindahan itu merupakan langkah pertama dari perjalanannya ke Suriah.

Keluarganya tidak diberi tahu tentang perpindahan agamanya. Namun, posting-annya di Facebook yang menunjukkan dia bersimpati pada ISIS mendapat perhatian mereka. Menurut pamannya itu, saat mereka mendengar kabar darinya beberapa bulan lalu, McCain mengatakan bahwa dia sedang bepergian ke Turki.

Fakta bahwa McCain menjadi anggota kaum militan telah membuat keluarganya "remuk" dan "sama terkejutnya seperti negara ini", kata Ken McCain, yang tinggal di Minnesota.

Dia menggambarkan, keponakannya yang dia tahu merupakan "orang yang baik, mencintai keluarganya, mencintai ibunya, mencintai imannya". Sang paman merujuk ke agama Kristen yang dianut keponakannya sebelum berpindah agama.

Para penyidik kontraterorisme AS telah memantau kegiatan McCain selama beberapa waktu sebelum kematiannya, kata seorang pejabat AS. Dia berada dalam daftar warga Amerika yang diyakini telah bergabung dengan kelompok militan dan termasuk orang yang akan dihentikan dan dikenakan pemeriksaan tambahan jika ia bepergian, kata pejabat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com